Pontianak (Antara Kalbar) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat memperkirakan hampir lima persen tanaman padi terancam puso karena kekurangan air.

"Totalnya tidak sampai lima persen. Meski tidak luas, tetapi bagi petani, jumlahnya lumayan," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Hazairin di Pontianak, Jumat.

Ia melanjutkan, kondisi itu dapat terjadi kalau hingga dua pekan mendatang hujan dengan intensitas lebat tetap tidak turun di Kalbar.

"Tapi, yang kena dampak kekeringan, terutama padi yang baru ditanam bulan Desember atau Januari," kata Hazairin.

Sedangkan saat ini, kata dia, akan memasuki masa panen. Menurut dia, sebagian besar petani menanam ketika air masih berlimpah.

"Pertanian padi di kawasan pesisir yang mengandalkan sawah tadah hujan yang paling terkena dampak kekeringan," katanya.

Sementara itu, untuk tanaman padi yang masih berusia muda, membutuhkan banyak air selama masa pertumbuhan.

Pihaknya sudah mempersiapkan sejumlah langkah kalau akhirnya hujan tidak turun hingga bulan depan. "Kalau terjadi puso, kita ajukan permohonan benih ke pusat. Namun penanaman ulang, sambil menunggu airnya terpenuhi," kata Hazairin.

Selain itu, sekaligus menunggu penentuan alokasi pupuk bersubsidi di tingkat kecamatan oleh bupati.

Daerah yang mengalami dampak kekeringan cukup parah seperti di Kabupaten Sekadau, Kabupaten Sambas dan Kota Singkawang.

Ia mengakui, perkiraan pada awal Desember, curah hujan dalam kondisi normal. "Ternyata bergeser, dan musim kering menjadi lebih panjang," katanya. 

(Biqwanto)

 

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014