Jakarta (Antara Kalbar) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) memperkenalkan benih gandum varietas unggul baru yang dinamakan Ganesha hasil radiasi nuklir yang produktivitasnya lebih tinggi dibanding varietas-varietas sebelumnya dan tahan penyakit karat daun.
"Produktivitas Ganesha mencapai 5-6 ton per hektare, lebih tinggi dibanding varietas yang ada sebelumnya seperti Dewata atau Nias yang hanya 3-4 ton per ha," kata pemulia tanaman Batan Prof Dr Soeranto Human di sela seminar Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA) Jakarta, Selasa.
Ganesha, ujarnya, telah diuji tanam di 10 lokasi seperti di Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan serta dilepas Kementerian Pertanian pada tahun 2013, namun baru akan diperkenalkan kepada para petani setelah Batan selesai memperbanyak benihnya.
"Selain produktivitasnya dan tahan penyakit, Ganesha, menurut pengusaha tepung, juga punya kualitas cukup bagus karena kadar glutin dalam tepungnya sama dengan gandum impor. Glutin membuat mekar roti dan mi," katanya.
Soeranto mengatakan Batan juga sedang meneliti galur gandum baru yang bisa ditanam di dataran rendah (300-800 mdpl) seperti Jakarta.
"Memang produktivitasnya masih 1-2 ton per hektare, tapi ini sudah bagus karena biasanya gandum yang ditanam di Jakarta tak bisa tumbuh, hanya bisa tumbuh daunnya saja," katanya.
Seminar yang diselenggarakan FNCA itu dihadiri para pemulia tanaman dari sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, China, Jepang, Mongolia dan Bangladesh.
Seminar tersebut difokuskan pada pemuliaan tanaman untuk mendukung ketahanan pangan dan pertanian dalam menghadapi perubahan iklim ekstrem seperti varietas yang tahan kekeringan atau tahan genangan banjir.
Usai seminar para peserta dari negara-negara Asia ini mengunjungi kebun percobaan padi di Pusakanegara pada 5 Maret dan dilanjutkan laporan pemuliaan tanaman dari masing-masing negara.
(Farochah)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Produktivitas Ganesha mencapai 5-6 ton per hektare, lebih tinggi dibanding varietas yang ada sebelumnya seperti Dewata atau Nias yang hanya 3-4 ton per ha," kata pemulia tanaman Batan Prof Dr Soeranto Human di sela seminar Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA) Jakarta, Selasa.
Ganesha, ujarnya, telah diuji tanam di 10 lokasi seperti di Jawa Timur, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan serta dilepas Kementerian Pertanian pada tahun 2013, namun baru akan diperkenalkan kepada para petani setelah Batan selesai memperbanyak benihnya.
"Selain produktivitasnya dan tahan penyakit, Ganesha, menurut pengusaha tepung, juga punya kualitas cukup bagus karena kadar glutin dalam tepungnya sama dengan gandum impor. Glutin membuat mekar roti dan mi," katanya.
Soeranto mengatakan Batan juga sedang meneliti galur gandum baru yang bisa ditanam di dataran rendah (300-800 mdpl) seperti Jakarta.
"Memang produktivitasnya masih 1-2 ton per hektare, tapi ini sudah bagus karena biasanya gandum yang ditanam di Jakarta tak bisa tumbuh, hanya bisa tumbuh daunnya saja," katanya.
Seminar yang diselenggarakan FNCA itu dihadiri para pemulia tanaman dari sejumlah negara seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, China, Jepang, Mongolia dan Bangladesh.
Seminar tersebut difokuskan pada pemuliaan tanaman untuk mendukung ketahanan pangan dan pertanian dalam menghadapi perubahan iklim ekstrem seperti varietas yang tahan kekeringan atau tahan genangan banjir.
Usai seminar para peserta dari negara-negara Asia ini mengunjungi kebun percobaan padi di Pusakanegara pada 5 Maret dan dilanjutkan laporan pemuliaan tanaman dari masing-masing negara.
(Farochah)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014