Pontianak (Antara Kalbar) - Sepanjang bulan Maret 2014 di Kota Pontianak deflasi 0,78 persen sebelumnya terjadi inflasi tertinggi se-Indonesia yakni 2,73 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat, Badar.
"Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan masih memberikan andil terbesar dalam menyumbang inflasi di Kota Pontianak sepanjang Maret, yakni sebesar 6,24 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kalbar, Badar di Pontianak, Selasa.
Deflasi di Kota Pontianak sebesar 0,78 persenmerupakan yang tertinggi di antara kota-kota di Pulau Kalimantan, disusul Banjarmasin 0,36 persen; Singkawang 0,34 persen; Sampit 0,30 persen; Tanjung 0,21 persen; dan Kota Balikpapan sebesar 0,1 persen, kata Badar.
Badar menjelaskan, ada enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,29 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,34 persen; sandang 0,76 persen; kesehatan 1,31 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,31 persen.
"Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2014 sebesar 1,97 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 9,09 persen," kata Badar.
Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar 2,20 persen dan 2,08 persen. Sementara tahun ke tahun untuk Maret 2013 terhadap 2012, dan Maret 2012 terhadap Maret 2011 masing-masing sebesar 6,49 persen, dan 5,71 persen.
Perbandingan inflasi di wilayah Pulau Kalimantan, tercatat tiga kota mengalami inflasi, yakni tertinggi di Kota Tarakan sebesar 0,99 persen; disusul Samarinda 0,17 persen; dan Palangkaraya sebesar 0,12 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan masih memberikan andil terbesar dalam menyumbang inflasi di Kota Pontianak sepanjang Maret, yakni sebesar 6,24 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kalbar, Badar di Pontianak, Selasa.
Deflasi di Kota Pontianak sebesar 0,78 persenmerupakan yang tertinggi di antara kota-kota di Pulau Kalimantan, disusul Banjarmasin 0,36 persen; Singkawang 0,34 persen; Sampit 0,30 persen; Tanjung 0,21 persen; dan Kota Balikpapan sebesar 0,1 persen, kata Badar.
Badar menjelaskan, ada enam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen; makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,29 persen; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,34 persen; sandang 0,76 persen; kesehatan 1,31 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,31 persen.
"Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2014 sebesar 1,97 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2014 terhadap Maret 2013) sebesar 9,09 persen," kata Badar.
Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun 2012 dan 2013 masing-masing sebesar 2,20 persen dan 2,08 persen. Sementara tahun ke tahun untuk Maret 2013 terhadap 2012, dan Maret 2012 terhadap Maret 2011 masing-masing sebesar 6,49 persen, dan 5,71 persen.
Perbandingan inflasi di wilayah Pulau Kalimantan, tercatat tiga kota mengalami inflasi, yakni tertinggi di Kota Tarakan sebesar 0,99 persen; disusul Samarinda 0,17 persen; dan Palangkaraya sebesar 0,12 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014