Pontianak (Antara Kalbar) - Institut Agama Islam Negeri Pontianak menyiapkan terjemahan Alquran dalam bahasa Dayak Kanayatn dan ditargetkan tuntas pada tahun ini.
"Tujuan kami untuk memperkaya khazanah dan ikut melestarikan salah satu bahasa dari Dayak Kanayatn," kata Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Pontianak, Lukman Abdul Jabbar di Pontianak, Selasa.
Ia melanjutkan, Dayak Kanayatn merupakan salah satu sub etnis di Kalbar dengan sebaran di sejumlah daerah seperti Kota Singkawang, Kabupaten Pontianak, Kubu Raya, Sambas, Bengkayang, Landak dan sebagian wilayah Tayan, Kabupaten Sanggau.
Menurut dia, pembuatan terjemahan itu juga ingin menghilangkan kesan bahwa agama Islam hanya milik etnis atau kelompok tertentu saja.
Pihaknya menyiapkan terjemahan tersebut sejak tahun 2012 dengan didukung berbagai elemen seperti Kementerian Agama RI.
"Sekarang baru peluncuran draf terjemahan, nanti baru divalidasi lagi juz ke 13 sampai 30. Kemudian diuji kembali, baru diperbanyak," kata dia.
Ia mengakui, ada kesulitan dalam menyusun terjemahan Dayak Kanayatn karena belum terstruktur secara konseptual.
"Jadi harus mengundang yang berkompeten untuk menyesuaikan kosa kata dan pilihan simbol," kata dia.
Ke depan, ia berencana untuk menerjemahkan Alquran ke bahasa lain serta dalam bentuk tulisan dan suara.
"Ini merupakan kajian akademik. Jadi tidak ada maksud tertentu," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Tujuan kami untuk memperkaya khazanah dan ikut melestarikan salah satu bahasa dari Dayak Kanayatn," kata Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Pontianak, Lukman Abdul Jabbar di Pontianak, Selasa.
Ia melanjutkan, Dayak Kanayatn merupakan salah satu sub etnis di Kalbar dengan sebaran di sejumlah daerah seperti Kota Singkawang, Kabupaten Pontianak, Kubu Raya, Sambas, Bengkayang, Landak dan sebagian wilayah Tayan, Kabupaten Sanggau.
Menurut dia, pembuatan terjemahan itu juga ingin menghilangkan kesan bahwa agama Islam hanya milik etnis atau kelompok tertentu saja.
Pihaknya menyiapkan terjemahan tersebut sejak tahun 2012 dengan didukung berbagai elemen seperti Kementerian Agama RI.
"Sekarang baru peluncuran draf terjemahan, nanti baru divalidasi lagi juz ke 13 sampai 30. Kemudian diuji kembali, baru diperbanyak," kata dia.
Ia mengakui, ada kesulitan dalam menyusun terjemahan Dayak Kanayatn karena belum terstruktur secara konseptual.
"Jadi harus mengundang yang berkompeten untuk menyesuaikan kosa kata dan pilihan simbol," kata dia.
Ke depan, ia berencana untuk menerjemahkan Alquran ke bahasa lain serta dalam bentuk tulisan dan suara.
"Ini merupakan kajian akademik. Jadi tidak ada maksud tertentu," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014