Jakarta (Antara Kalbar) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menawarkan beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI) bagi masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi jenjang master (S2) dan doktor (S3) pada 50 universitas ternama di luar negeri.

"BPRI atau Presidential Scholarship merupakan beasiswa penuh yang akan menanggung semua biaya studi hingga selesai. Program beasiswa ini akan diresmikan oleh Presiden pada Rabu (2/4)," kata Menteri Pendidikan dan kebudayaan Mohammad Nuh dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa.  
   
Menurut dia, ide peluncuran beasiswa tersebut disampaikan oleh presiden sejak awal 2013 melihat pada bonus demografi dan mempersiapkan generasi emas 100 tahun pada tahun 2045 dimana bangsa Indonesia akan memiliki populasi usia muda yang besar.

Lebih lanjut Nuh mengatakan bila melihat kemajuan layanan pendidikan di Tanah Air terkait angka partisipasi kasar (APK) Sekolah Dasar sudah tercapai bahkan lebih.

Bahkan, tambahnya, ada anak-anak sebelum usia 6 tahun sudah duduk di bangku SD.

Selanjutnya, APK untuk jenjang SMP juga sudah memenuhi target 100 persen bahkan lebih.

Namun demikian APK untuk jenjang menengah baik SMA/SMK masih belum memenuhi target sehingga pemerintah berupaya memenuhi target tersebut melalui Program Pendidikan Menengah Universal (PMU) dengan membuka peluang sebesar-besarnya bagi lulusan SMP untuk bisa melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas.

"Dengan PMU diharapkan pada tahun 2015 nanti angka partisipasi aksar tingkat menengah bisa tercapai 97 persen," kata Mendikbud.

Nuh lebih lanjut memaparkan bahwa sejak Indonesia merdeka hingga tahun 2000, baru  13,8 persen anak usia 19-23 tahun yang bisa mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi.

Namun angka itu terus naik hingga di tahun 2013 mencapai angka 29,9 persen.

Kemdikbud berencana melakukan percepatan agar pada tahun 2030, sebanyak 75 persen anak usia 19-23 tahun sudah bisa kuliah.

"Untuk percepatan, kita butuh SDM berkualitas. Pendidikan, salah satu indikatornya adalah jenjang pendidikan tertinggi. Kita masih genjot jumlah doktor dan master. Di sini lah peran dana abadi pendidikan," ujar Nuh.

Dana abadi itu disebut Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dan dikelola oleh LPDP untuk program beasiswa magister dan doktor serta beasiswa tesis dan disertasi, program pendanaan riset strategis yang bersifat inovatif dan produktif, juga untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan yang rusak karena bencana.

Menurut dia, dana beasiswa dari DPPN disebut sebagai Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI).

"Di dalam BPI ini ada Beasiswa Presiden RI (BPRI), ada beasiswa afirmasi yang khusus untuk anak-anak Bidik Misi, dan Beasiswa Pemerintah Indonesia. Syarat khusus BPRI yaitu sudah diterima di perguruan tinggi 50 terbaik dunia, seperti di Havard dan Oxford University. BPRI ini untuk S2 dan S3 itu," tambahnya.

Bidang studi yang menjadi prioritas Presidential Scholarship, di antaranya teknologi, energi, pangan, ekonomi, hukum, pertahanan, budaya, hubungan internasional, dan ekonomi kreatif.

Pemerintah menargetkan ada 100 orang pelajar Indonesia yang diharapkan bisa memperoleh Beasiswa Presiden RI. Namun, jumlah tersebut tidak akan dibatasi selama pemohon beasiswa berhasil diterima di salah satu dari 50 universitas terbaik dunia.

 (Z003/Subagyo)

Pewarta: Zita Meirina

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014