Jakarta (Antara Kalbar) - Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad mengatakan program kesetaraan paket B dan SMP Terbuka tetap dibutuhkan untuk pemerataan pendidikan.
"Jika ditiadakan, sekitar 300.000 siswa usia SMP tidak bisa dijangkau oleh pendidikan lanjutan," kata Hamid usai membuka Lomba Motivasi Belajar Mandiri di Jakarta, Senin.
Dia menambahkan mereka tetap harus dilayani karena kondisi geografis dan ekonomi tidak memungkinkan mereka belajar di SMP reguler.
Kemdikbud bertekad untuk terus melanjutkan layanan pendidikan kesetaraan. Prinsipnya semua anak-anak harus bisa mengakses pendidikan dengan baik, seperti apapun kondisinya.
"Kami yakin bahwa semua anak memiliki potensi akademik yang sama. Hanya saja fasilitas dan kondisi lingkungan yang membuat potensi itu berkembang berbeda," tambah dia.
Pihak Kemdikbud juga pernah melakukan tes potensi akademik untuk anak-anak di 100 kabupaten/kota, yang hasilnya luar biasa.
"Jika difasilitasi hasilnya akan luar biasa."
Hingga tahun ajaran 2014/2015 jumlah lembaga penyelenggara pendidikan kesetaraan program paket B adalah 163.522 peserta didik yang dilayani oleh sebanyak 3.667 lembaga di seluruh indonesia.
Data peserta didik paket B tersebut jika dirinci pada masing-masing kelas adalah kelas VII sebanyak 64.089 siswa, kelas VIII sebanyak 49.863 siswa dan kelas IX sebanyak 49.570 siswa.
Sedangkan jumlah tutor atau pamong belajar di lembaga penyelenggara paket B pada BPKM atau SKB adalah sebanyak 22.132 orang dan banyak 2.576 nara sumber teknis yang memberikan pembelajaran ketrampilan.
(I025/N. Yuliastuti)
Kemdikbud: SMP Terbuka Masih Dibutuhkan
Senin, 1 September 2014 21:45 WIB