Jakarta (Antara Kalbar) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 akan mencapai 5,3 persen, sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014 5,21 persen.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 lebih besar didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi (triwulan II-2014) di level 5,3 persen. Pergerakan konsumsi dan investasi itu masih konsisten dengan pertumbuhan ekonomi 2014," ujar Perry di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat.
Menurut Perry, kenaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tersebut merupakan sifatnya musiman (seasonal) karena faktor Ramadhan dan lebaran Idul Fitri sehingga dari sisi konsumsi menguat dan dari sisi investasi dan produksi juga ikut meningkat.
"Kalau dampak pemilu pilplresnya kan satu putaran. Jadi dulu kita perkirakan 0,2 persen tetapi dengan spending seperti itu dan pilpres yang satu putaran, seperti itu kenapa triwulan II naik, itu seasonal," ujar Perry.
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014 sendiri melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2013 sebesar 5,72 persen (yoy). Realisasi pertumbuhan PDB tersebut juga lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia sebelumnya.
Perlambatan tersebut terutama terjadi pada kinerja sisi eksternal. Pertumbuhan ekspor mencatat kontraksi, khususnya ekspor pertambangan seperti komoditas batubara dan konsentrat mineral, antara lain karena melemahnya permintaan dan penurunan harga komoditas dunia serta pengaruh temporer terkait dengan kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 lebih besar didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi (triwulan II-2014) di level 5,3 persen. Pergerakan konsumsi dan investasi itu masih konsisten dengan pertumbuhan ekonomi 2014," ujar Perry di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat.
Menurut Perry, kenaikan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II tersebut merupakan sifatnya musiman (seasonal) karena faktor Ramadhan dan lebaran Idul Fitri sehingga dari sisi konsumsi menguat dan dari sisi investasi dan produksi juga ikut meningkat.
"Kalau dampak pemilu pilplresnya kan satu putaran. Jadi dulu kita perkirakan 0,2 persen tetapi dengan spending seperti itu dan pilpres yang satu putaran, seperti itu kenapa triwulan II naik, itu seasonal," ujar Perry.
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2014 sendiri melambat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2013 sebesar 5,72 persen (yoy). Realisasi pertumbuhan PDB tersebut juga lebih rendah dari perkiraan Bank Indonesia sebelumnya.
Perlambatan tersebut terutama terjadi pada kinerja sisi eksternal. Pertumbuhan ekspor mencatat kontraksi, khususnya ekspor pertambangan seperti komoditas batubara dan konsentrat mineral, antara lain karena melemahnya permintaan dan penurunan harga komoditas dunia serta pengaruh temporer terkait dengan kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014