Malang (Antara Kalbar) - Industri kelautan dan perikanan berbasis prinsip ekonomi biru prospektif untuk melahirkan jutaaan pelaku sektor wirausaha baru, namun harus ditopang dengan berbagai terobosan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo.

"Saya contohkan suatu industri di Toba, Sumatera Utara. Produk ikan nila hanya dikemas dengan dagingnya saja. Sisa duri, kulit dan lainnya dijadikan produk sektor lain. Budidaya ikannya juga dilakukan dengan prinsip ekonomi biru," kata Sharif pada kuliah umum rangkaian Pekan Nasional Petani Nelayan XIV di Universitas Brawijaya, Malang.

Dia mengatakan, untuk mewujudkan wirausaha baru berbasis ekonomi biru, dibutuhkan inovasi yang tidak lazim dalam pengembangan SDM. Salah satu garis besar pengembangan itu adalah bagaimana menciptakan produksi yang bersih tanpa limbah.

Konsep ekonomi biru dalam industri kelautan dan perikanan, kata Sharif, merupakan aplikasi efisiensi pengelolaan sumber daya yang disediakan alam.

"Limbah hasil produksi dapat menjadi bahan baku atau makanan bagi yang lain," ujarnya.

Sistem produksi efisien juga, ujar dia, harus bebas pencemaran dan tidak merusak lingkungan.

Aplikasi ekonomi biru ini juga sejalan dengan program berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat masa kini, tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang.

Sharif Cicip mengatakan, salah satu teknik pengembangan SDM yang telah dilakukan adalah program vokasi dengan pendekatan yang sesuai proses produksi yang disamakan dengan tuntutan dunia usaha dan industri.

"Kolaborasi itu adalah kuncinya," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM) KKP Suseno Sukoyono menyebutkan untuk mendukung pencapaian ekonomi biru, pihaknya sedang terus menggiatkan tiga aspek pengembangan SDM yakni, pendidikan, pelatihan dan penyuluhan.

Untuk penyuluhan, kata dia, saat ini terdapat 12.062 penyuluh di seluruh Indonesia, yang sudah melaksanakan materi ekonomi biru. Ribuan penyuluh tersebut memberikan penyeluhan untuk wirausaha sektor kecil.

Dia mengakui, jumlah tersebut masih kurang mencukupi untuk kebutuhan industri dan dunia usaha kelautan dan perikanan.

Pada 2015, KKP menargetkan akan menambah jumlah penyuluh menjadi 15 ribu orang.

Untuk pelatihan, KKP memiliki enam Balai Pendidikan dan Pelatihan di Medan, Tegal, Banyuwangi, Aertembaga, Ambon, dan Sukamandi.

Suseno juga menambahkan beberapa lembaga pendidilan lainnya, seperti Sekolah Tinggi Perikanan, Akademi Perikanan Sidoarjo, Akademi Perikanan Bitung, Akademi Perikanan Sorong, dan sembilan Sekolah Usaha Perikana Menengah (SUPM) juga telah mengaplikasikan ekonomi biru.

(I029/A.F. Firman)

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014