Jakarta (Antara Kalbar) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengembangkan dua varietas kedelai hitam unggul yang diberi nama Mutiara 2 dan Mutiara 3.
"Sudah lulus sidang pelepasan varietas. Sekarang sedang menunggu SK Menteri Pertanian," kata peneliti kedelai, Arwin, saat ditemui di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Bidang Pertanian Batan di Jakarta, Kamis.
Kedelai hitam, katanya, cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap karena dapat menghasilkan warna hitam yang alami.
Mutiara 2 dan Mutiara 3 memiliki keunggulan berumur genjah dengan masa tanam antara 75-76 hari.
"Ketahanannya terhadap hama juga kami perbaiki, sudah lebih unggul dari varietas induknya Detam 1," katanya..
Kedelai induknya, katanya, diiradiasi dengan sinar Gamma dengan kekuatan 200 gray dari Cobalt-60 untuk mendapatkan keragaman bentuk tanaman.
Ia mengatakan bila sudah dinyatakan sebagai varietas unggul oleh Kementerian Pertanian, Mutiara 2 dan Mutiara 3 dapat ditanam di seluruh Indonesia karena dapat ditanam di berbagai lahan dan tahan hama penyakit.
Selain Mutiara 2 dan Mutiara 3, peneliti kedelai Yuliasti mengatakan pihaknya juga sedang mengembangkan varietas kedelai yang dapat ditanam di lahan marjinal, misalnya lahan kering atau asam.
"Kami mengembangkan kedelai yang toleran terhadap kekeringan. Tapi masih penelitian, belum jadi varietas," katanya.
Ia mengatakan pengembangan kedelai untuk ditanam di lahan marjinal agar dapat beradaptasi dengan perubahan iklim.
"Dengan demikian, lahan yang semula tidak dapat ditanami menjadi produktif dengan tanaman kedelai tersebut," ujarnya.
(D009/M.H. Atmoko)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Sudah lulus sidang pelepasan varietas. Sekarang sedang menunggu SK Menteri Pertanian," kata peneliti kedelai, Arwin, saat ditemui di Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Bidang Pertanian Batan di Jakarta, Kamis.
Kedelai hitam, katanya, cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan kecap karena dapat menghasilkan warna hitam yang alami.
Mutiara 2 dan Mutiara 3 memiliki keunggulan berumur genjah dengan masa tanam antara 75-76 hari.
"Ketahanannya terhadap hama juga kami perbaiki, sudah lebih unggul dari varietas induknya Detam 1," katanya..
Kedelai induknya, katanya, diiradiasi dengan sinar Gamma dengan kekuatan 200 gray dari Cobalt-60 untuk mendapatkan keragaman bentuk tanaman.
Ia mengatakan bila sudah dinyatakan sebagai varietas unggul oleh Kementerian Pertanian, Mutiara 2 dan Mutiara 3 dapat ditanam di seluruh Indonesia karena dapat ditanam di berbagai lahan dan tahan hama penyakit.
Selain Mutiara 2 dan Mutiara 3, peneliti kedelai Yuliasti mengatakan pihaknya juga sedang mengembangkan varietas kedelai yang dapat ditanam di lahan marjinal, misalnya lahan kering atau asam.
"Kami mengembangkan kedelai yang toleran terhadap kekeringan. Tapi masih penelitian, belum jadi varietas," katanya.
Ia mengatakan pengembangan kedelai untuk ditanam di lahan marjinal agar dapat beradaptasi dengan perubahan iklim.
"Dengan demikian, lahan yang semula tidak dapat ditanami menjadi produktif dengan tanaman kedelai tersebut," ujarnya.
(D009/M.H. Atmoko)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014