Pontianak (ANTARA) - Sejumlah pedagang dan pengusaha tahu di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, menyatakan kenaikan harga kedelai impor, yang mencapai Rp600.000 per karung isi 50 kilogram, telah berdampak pada usahanya.
"Sebelumnya satu karung ada yang Rp512 ribu atau di bawah harga Rp600 ribu," kata Nardi, pedagang toko sembako saat ditemui di Singkawang, Kalbar, Minggu.
Ia mengatakan kenaikan harga kacang kedelai ini berdampak pada pengurangan jumlah tahu yang dijualnya kepada konsumen. "Sebelumnya, satu plastik tahu ada enam potong, sekarang jadi lima potong per plastik," ucapnya.
Sementara itu, Bujang, pedagang sayur, juga mengatakan pihaknya mengurangi pasokan tahu dari biasanya memasok 200 bungkus, tetapi sekarang 100 bungkus saja.
"Konsumen sekarang sepi, biasanya 125 bungkus per hari terjual, sekarang sekitar 50 saja yang terjual," ujarnya. Harga satu bungkus tahu dijualnya Rp5.000.
Sedangkan, pengusaha tahu, Dede Heriyadi mengaku dirinya menyiasati kenaikan harga kedelai dengan memperkecil ukuran tahunya.
"Tanpa mengurangi kualitas tahu yang dibuat, kami memperkecil ukurannya dan mengurangi jumlahnya," kata pemilik Usaha Tahu Muslim Singkawang tersebut.
Dia mengaku dalam pembuatan tahu tidak bisa menggunakan kedelai lokal karena ukuran dan kualitas yang berbeda, sehingga dirinya menggunakan kedelai impor.
"Setiap karungnya mencapai Rp600 ribu, kalau dulu kita dapat Rp300 ribu sampai Rp400 ribu per karung," ujarnya.
Ia juga menyebutkan pada tahun ini kenaikan harga kedelai menjadi yang tertinggi, karena biasanya hanya naik ratusan rupiah saja per kilogramnya, sekarang mencapai ribuan rupiah per kilogram.
"Kita berharap kondisi ini cepat usai dan meminta pemerintah untuk melakukan tindakan, apalagi dalam penjualan tahu harganya tidak bisa naik seperti harga tempe," kata Dede.
Harga kedelai naik, pedagang tahu di Singkawang terdampak
Senin, 7 Maret 2022 8:05 WIB