Jakarta (Antara Kalbar) - Sekretaris Ditjen Pendidikan Dasar Kemdikbud Thamrin Kasman meminta pihak sekolah dan masyarakat untuk melaporkan jika mengetahui terdapat sekolah yang belum memesan buku atau menemui kendala dalam proses pembelian buku Kurikulum 2013.

"Silakan laporkan kepada kami, agar dapat segera kami tindaklanjuti dan kami bantu agar prosesnya tidak menemui kesulitan," ujar Thamrin dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tentang implementasi Kurikulum 2013 bersama anggota Forum Wartawan Pendidikan (Fortadik) di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, dalam proses pembelian buku Kurikulum 2013 semester 1, sekolah yang aktif langsung memesan kepada penyedia yang telah ditentukan melalui proses lelang dan bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

"Sekolah dianggap sebagai pihak yang paling tahu data siswa dan guru yang membutuhkan buku Kurikulum 2013. Dengan alasan itulah, sekolah langsung memesan kepada penyedia," katanya.

Sementara tugas Dinas Pendidikan kabupaten/kota setempat adalah memastikan bahwa setiap sekolah di wilayahnya sudah memesan buku kepada penyedia. Dinas juga dapat menghubungi Layanan Pengadaan secara Elektronik (LPSE) di daerahnya jika menemui kendala dalam proses pemesanan buku.

Thamrin mengimbau pengadaan buku Kurikulum 2013 dapat segera dituntaskan. Dengan harapan pada akhir bulan Juni 2014 para guru dan siswa semuanya dapat memegang buku.

Thamrin menjelaskan bahwa saat ini percetakan telah mulai mendistribusikan buku yang dipesan kepada sekolah-sekolah.

"Oplah buku yang dicetak disesuaikan berdasarkan jumlah siswa yang pada tahun pelajaran 2014/2015 menerima Kurikulum 2013, yaitu siswa kelas 1, 2, 4, 5, 7, 8, 10, dan 11. Buku juga dicetak sebanyak jumlah guru sasaran, kepala sekolah, dan untuk disimpan di perpustakaan, serta buku untuk Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)," katanya.

Ia mengharapkan buku sudah diterima sekolah pada 1 Juli 2014 karena kegiatan belajar pada tahun pelajaran baru akan dimulai pada hari Senin minggu ketiga Juli 2014. Meski demikian, Thamrin tidak menampik akan adanya faktor-faktor penghambat buku tiba di sekolah.

"Di lapangan mungkin terjadi faktor x, faktor y, dan lainnya. Yang penting buku harus sampai di sekolah sebelum siswa duduk manis di bangku sekolah, kalaupun buku itu tidak bisa tiba pada tanggal 1 Juli," katanya

(Z003/S. Muryono)

 

Pewarta: Zita Meirina

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014