Jakarta (Antara Kalbar) - Perkembangan bisnis ikan hias di Indonesia sebagai salah satu produk perikanan nonkonsumsi mengalami perkembangan cukup pesat serta memiliki prospek ekonomi menjanjikan, kata pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Menurut Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P. Hutagalung, Jumat, pencapaian nilai perdagangan produk perikanan nonkonsumsi sebesar Rp1,789 triliun (119 persen) pada tahun 2013 dari target Rp1,5 triliun.
"Ekspor ikan hias memiliki peluang bagus, meskipun hasil ekspornya belum terlalu besar, namun nilai perputaran uang di masyarakat dari kegiatan bisnis ikan hias luar biasa," kata Saut kepada Antara di sela acara peresmian ekspor perdana ikan hias botia di kantor Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
"Potensi luar biasa yang bisa memberikan kesempatan kerja bagi banyak orang dan pendapatan bagi keluarga, karena bisnis ikan hias bisa diurus keluarga tanpa mengganggu jam kerja," tambahnya.
Dari 17 komoditas yang ditangani oleh Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumsi- Ditjen P2HP, nilai perdagangan produk nonkonsumsi terbesar pada tahun 2013 adalah ikan hias sebesar Rp819 miliar (46 persen), tepung ikan (611 miliar atau 34 persen) dan rumput laut nonkonsumsi dengan nilai sebesar Rp74 miliar (4 persen).
"Ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan yang masih memerlukan upaya pengembangan yang lebih intensif di Indonesia, mengingat pasar internasional yang prospektif dan potensi sumber daya melimpah," jelasnya.
Dari sisi suplai, lanjut Saut, perkembangan produksi ikan hias dalam tiga tahun terakhir ini cukup menggembirakan, hal ini terlihat dari tren produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi ikan hias pada tahun 2012 sebesar 1,1 miliar ekor dan meningkat menjadi 1,5 miliar ekor pada tahun 2013.
Wilayah produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 provinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Jenis ikan hias air tawar yang potensial adalah ikan botia, koi, cupang, mas koki, discus, arwana, tetra, manfish, black ghost, oscar, dan ikan hias komet. Ikan hias botia merupakan salah satu ikan hias unggulan dari Indonesia dengan sentra produksi ikan hias botia terletak di Kota Jambi dan Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah.
Dari sisi permintaan, pemasaran ikan hias Indonesia didominasi untuk pasar luar negeri atau ekspor. Berdasarkan data dari United Nation Commodity Trade Statistics Database, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebesar 21,015 juta dolar AS atau 8,12 persen dari total nilai ekspor ikan hias di dunia yang mencapai 258,8 juta dolar AS. Sehingga Indonesia menempati posisi kelima setelah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Menurut Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut P. Hutagalung, Jumat, pencapaian nilai perdagangan produk perikanan nonkonsumsi sebesar Rp1,789 triliun (119 persen) pada tahun 2013 dari target Rp1,5 triliun.
"Ekspor ikan hias memiliki peluang bagus, meskipun hasil ekspornya belum terlalu besar, namun nilai perputaran uang di masyarakat dari kegiatan bisnis ikan hias luar biasa," kata Saut kepada Antara di sela acara peresmian ekspor perdana ikan hias botia di kantor Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
"Potensi luar biasa yang bisa memberikan kesempatan kerja bagi banyak orang dan pendapatan bagi keluarga, karena bisnis ikan hias bisa diurus keluarga tanpa mengganggu jam kerja," tambahnya.
Dari 17 komoditas yang ditangani oleh Direktorat Pengembangan Produk Nonkonsumsi- Ditjen P2HP, nilai perdagangan produk nonkonsumsi terbesar pada tahun 2013 adalah ikan hias sebesar Rp819 miliar (46 persen), tepung ikan (611 miliar atau 34 persen) dan rumput laut nonkonsumsi dengan nilai sebesar Rp74 miliar (4 persen).
"Ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan yang masih memerlukan upaya pengembangan yang lebih intensif di Indonesia, mengingat pasar internasional yang prospektif dan potensi sumber daya melimpah," jelasnya.
Dari sisi suplai, lanjut Saut, perkembangan produksi ikan hias dalam tiga tahun terakhir ini cukup menggembirakan, hal ini terlihat dari tren produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut data Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi ikan hias pada tahun 2012 sebesar 1,1 miliar ekor dan meningkat menjadi 1,5 miliar ekor pada tahun 2013.
Wilayah produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 provinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Jenis ikan hias air tawar yang potensial adalah ikan botia, koi, cupang, mas koki, discus, arwana, tetra, manfish, black ghost, oscar, dan ikan hias komet. Ikan hias botia merupakan salah satu ikan hias unggulan dari Indonesia dengan sentra produksi ikan hias botia terletak di Kota Jambi dan Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah.
Dari sisi permintaan, pemasaran ikan hias Indonesia didominasi untuk pasar luar negeri atau ekspor. Berdasarkan data dari United Nation Commodity Trade Statistics Database, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebesar 21,015 juta dolar AS atau 8,12 persen dari total nilai ekspor ikan hias di dunia yang mencapai 258,8 juta dolar AS. Sehingga Indonesia menempati posisi kelima setelah Singapura, Spanyol, Jepang, dan Malaysia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014