Sydney (Antara Kalbar) - Beberapa ilmuwan Australia prihatin karena ikan mengkonsumsi ratusan ribu ton plastik yang mengambang di samudra dan limbah itu akan berakhir di dalam makanan laut, demikian laporan media lokal, Jumat.

Profesor Carlos Duarte, ahli oseanografi dari University of Western Australia, mengatakan limbah plastik di permukaan samudra telah berkurang 100 kali lipat daripada perkiraan.

"Kenyataan yang mengganggu adalah kita tak bisa menghitung ke mana perginya 99 persen plastik yang hilang itu," kata Prof. Duarte kepada Australian Broadcasting Commission (ABC).

"Partikel plastik yang hilang mungkin dicerna oleh ikan. Satu kemungkinan itu adalah ... yang paling mungkin," tambah ilmuwan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua.

Namun para ilmuwan itu mendapati sebanyak 40.000 ton limbah plastik mengambang di lautan, jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan satu juta ton yang telah diramalkan berdasarkan data yang berasal dari 1970.

Duarte mengatakan di antara keprihatinan sehubungan dengan ikan yang mengkonsumsi limbah ialah kemungkinan plastik itu akhirnya bisa berakhir di dalam rantai makanan manusia.

"... Ikan ini yang mengkonsumsi plastik dimangsa oleh tuna, oleh ikan pedang dan juga oleh cumi-cumi. Semuanya tersedia di piring makan malam manusia," katanya.

"Jadi plastik tersebut mungkin akhirnya memasuki jaringan makanan tropis samudra, dan kita manusia adalah bagian dari itu," tambahnya.
(C003)

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014