Sambas (Antara Kalbar) - Puluhan hektare sawah atau tanaman padi tradisional di Serindang, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, diperkirakan gagal panen.

"Gagal panen karena sawah kami kering, sehingga tanaman padi yang sudah hampir panen jadi tidak ada isinya," kata Jupri (55) salah seorang petani di Desa Serindang, Selasa.

Ia menjelaskan akibat gagal panen tersebut dia mengalami kerugian sekitar Rp15 juta dengan perkiraan satu hektare bisa menghasilkan tiga ton gabah kering.

"Gagal panen tahun ini, bisa dikatakan yang paling parah dalam lima tahun terakhir sehingga petani di Desa Serindang akan mengalami kerugian," ungkap ayah empat anak tersebut.

Jupri berharap pemerintah memberikan perhatian yang serius terhadap masalah tersebut.

"Karena akibat gagal panen ini, kami kehabisan stok bibit padi untuk ditanam kembali pada Oktober mendatang," ujarnya.

Hal senada juga diakui oleh Krisna salah seorang petani di Desa Segarau, Kecamatan Tebas. "Akibat musim kemarau ini, setengah hektare sawah saya juga mengalami gagal panen," ujarnya.

Dia tidak mengetahui harus bagaimana agar padi yang ditanamnya tidak sampai gagal panen.

"Buah padi tidak sepertinya yang cukup berat, sekarang buah padi tampak tegak lurus, meskipun sudah masuk usia panen, atau menandakan buah padi tersebut kosong," ujarnya.

Ayah tiga anak tersebut tidak mengerti lagi harus bagaimana akibat gagal panen tersebut.

"Karena sawah yang menjadi harapan kami sekeluarga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari tersebut kini sudah tidak bisa diharapkan," ujarnya sedih.

Desa Serindang dan Segarau sebagian besar masyarakatnya bermatapencaharian petani padi dan kebun karet dalam mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.

(A057/M019)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014