Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi mengatakan kemiskinan dapat menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya masalah kurang gizi pada bayi dan anak-anak.
"Kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya persoalan gizi buruk," kata Nafsiah Mboi di Jakarta, Minggu.
Dia menjelaskan, selain kemiskinan, kurangnya kesadaran orang tua untuk memberikan makanan dengan gizi seimbang pada anak mereka juga bisa menjadi faktor lainnya.
"Di tambah lagi banyak masyarakat, bahkan di desa-desa yang kerap memberikan buah hati mereka mie instan tanpa melengkapi dengan makanan lain untuk melengkapi gizinya," katanya.
Untuk itu, kata dia, pemerintah tengah menggalakkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang dicanangkan pada 2013 melalui Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono meminta percepatan perbaikan gizi tetap menjadi prioritas Agenda Pasca MDGs dan RPJM 2014-2019.
"Ini untuk menentukan kualitas hidup manusia, khususnya tumbuh kembang anak sejak hamil sampai usia 2 tahun," katanya.
Agung menjelaskan ibu hamil dan menyusui serta bayi dan anak harus mendapat perhatian khusus.
"Khususnya pada 1.000 hari pertama karena pada masa keemasan atau golden periode, merupakan masa tidak tergantikan pada pembentukan otak dan saraf," katanya.
Dia juga menambahkan, telah terjadi kenaikan angka kurang gizi, yang tadinya 17,2 persen sekarang jadi 19,4 persen.
(W004/N. Hayat)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kemiskinan menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya persoalan gizi buruk," kata Nafsiah Mboi di Jakarta, Minggu.
Dia menjelaskan, selain kemiskinan, kurangnya kesadaran orang tua untuk memberikan makanan dengan gizi seimbang pada anak mereka juga bisa menjadi faktor lainnya.
"Di tambah lagi banyak masyarakat, bahkan di desa-desa yang kerap memberikan buah hati mereka mie instan tanpa melengkapi dengan makanan lain untuk melengkapi gizinya," katanya.
Untuk itu, kata dia, pemerintah tengah menggalakkan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang dicanangkan pada 2013 melalui Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono meminta percepatan perbaikan gizi tetap menjadi prioritas Agenda Pasca MDGs dan RPJM 2014-2019.
"Ini untuk menentukan kualitas hidup manusia, khususnya tumbuh kembang anak sejak hamil sampai usia 2 tahun," katanya.
Agung menjelaskan ibu hamil dan menyusui serta bayi dan anak harus mendapat perhatian khusus.
"Khususnya pada 1.000 hari pertama karena pada masa keemasan atau golden periode, merupakan masa tidak tergantikan pada pembentukan otak dan saraf," katanya.
Dia juga menambahkan, telah terjadi kenaikan angka kurang gizi, yang tadinya 17,2 persen sekarang jadi 19,4 persen.
(W004/N. Hayat)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014