Yogyakarta (ANTARA) - Indonesia yang kini berusia 79 tahun punya cita-cita besar untuk enam tahun mendatang, yakni menjadi wilayah layak anak atau Indonesia Layak Anak 2030. Dengan program ini, Indonesia menjamin perlindungan terhadap setiap anak, meliputi pemenuhan hak dasar mereka, termasuk untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
Khusus untuk bertumbuh dan berkembang, pemberian nutrisi adekuat menjadi hal penting, karena dampak dari pemenuhan gizi yang tidak optimal dapat memiliki konsekuensi jangka panjang. Dampak ini tidak hanya pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat mengganggu perkembangan kognitif dan motorik, serta perkembangan otak anak secara keseluruhan.
Saat ini, Indonesia dihadapkan pada tantangan gizi khususnya zat besi. Data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan sebanyak satu dari lima anak berusia di bawah lima tahun rentan mengalami anemia atau kekurangan zat besi, yang dapat mengancam tumbuh kembang optimal mereka.
Kondisi ini menggarisbawahi pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi anak sejak dini untuk mencegah dampak jangka panjang yang merugikan. Oleh karena itu, perwakilan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Joko Murdiyanto, Sp.An, MPH mendorong para orang tua memastikan anak-anak mereka terpenuhi kebutuhan zat gizinya setiap hari.
Kebutuhan nutrisi ini sebenarnya sudah tercakup dalam kampanye yang sudah lama digaungkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yakni "Isi Piringku". Ini merupakan porsi makan dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.
"Isi Piringku", secara umum menekankan prinsip konsumsi makanan bergizi seimbang, mencakup berbagai zat gizi yang dibutuhkan tubuh, termasuk zat besi demi terhindari dari anemia.
Di sisi lain, masih dalam kaitannya dengan pemenuhan gizi anak, orang tua juga perlu meminimalisir anak-anak dari mengonsumsi makanan tak sehat, makanan cepat saji dan mengandung pengawet dengan bahan kimia berbahaya, pemanis tinggi, serta garam yang tinggi.
Lead Gerakan Sekolah Sehat dari Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Minhajul Ngabidin menekankan perlunya menggandeng pihak sekolah dalam menyukseskan program ini.
Pihak sekolah, terutama guru, harus ikut serta menjaga nutrisi anak-anak di sekolah dengan memastikan kantin sekolah tidak menjual makanan minuman yang membahayakan anak-anak.
Pemerintah terus meningkatkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), agar anak-anak dapat tumbuh dengan sehat. Karena sehat merupakan bekal anak bisa belajar dengan baik.
Untuk hal tersebut, Kemendikbudristek juga mengupayakan peningkatan usaha kesehatan sekolah melalui gerakan sekolah sehat. Gerakan ini mengusung lima pilar, yaitu pembiasaan sehat fisik, sehat gizi, sehat imunisasi, sehat jiwa dan sehat lingkungan.
Gandeng dunia usaha
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi berpendapat berbagai upaya yang dilakukan dalam rangka memenuhi hak dasar anak, termasuk untuk tumbuh dan berkembang secara baik melalui asupan nutrisi adekuat, memerlukan peran orang "sekampung".
Ini menyiratkan bahwa bukan hanya pemerintah, tetapi juga peran masyarakat, swasta dan bahkan media, harus ikut turun tangan dalam menyukseskan program tersebut. Dari sisi swasta, Head of Brand SGM Eksplor Patrisia Marlina menuturkan perusahaan tempatnya bernaung memberikan akses pemenuhan nutrisi pada anak melalui produk sesuai dengan kebutuhan nutrisi anak-anak Indonesia.
Ini termasuk dengan menghadirkan inovasi nutrisi dengan menambahkan kombinasi zat besi dan vitamin C guna mendukung penyerapan zat besi.
Menurut Patrisia, inovasi tersebut menjadi jawaban atas fakta bahwa satu dari lima anak Indonesia itu kekurangan zat besi, yang berisiko menyebabkan tumbuh kembangnya tidak bisa optimal.
Di sisi lain, dampak kekurangan zat besi antara lain berkurangnya konsentrasi dan fokus, menyebabkan tubuh mudah lelah dan mudah terserang penyakit, hingga gangguan permanen pada motorik dan sistem sensoriknya.
Untuk itulah, hendaknya para orang tua dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dan zat besi anak secara maksimal, melalui pemberian makanan kaya zat besi, seperti hati ayam, daging, bayam, ikan dan juga nutrisi tambahan untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi.
Semua ini menjadi bentuk dukungan pada pemerintah guna mencapai Indonesia Layak Anak 2030 dan bahkan Generasi Emas 2045.
Sementara itu, Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto menekankan, selain melalui inovasi produk, perusahaannya juga mengadakan kegiatan edukasi pada masyarakat. Edukasi ini guna mengingatkan orang tua untuk terus menutrisi keluarga melalui asupan gizi seimbang dan minum susu.
Lalu, demi mendorong dan membangun kesadaran masyarakat pada pentingnya pemenuhan gizi seimbang, pada Minggu (25/8), kegiatan minum susu bersama keluarga pun diinisisasi perusahaan yang sama.
Kegiatan ini melibatkan sekitar 9.000 orang di 70 kota, termasuk Yogyakarta, dan memecahkan rekor MURI sebagai "Gerakan Minum Susu Bersama Keluarga Terbanyak di 70 Kota".
Masih ada sekitar enam tahun menjelang target status Indonesia Layak Anak terwujud dan semua upaya baik dari pemerintah, bersama swasta dan peran serta masyarakat diharapkan dapat membantu pemenuhan hak anak Indonesia, khususnya dalam asupan gizi guna tumbuh dan kembangnya.