Pontianak (Antara Kalbar) - Kabut asap telah menyelimuti Kota Pontianak dan sekitarnya sejak beberapa hari terakhir, sehingga warga diimbau menggunakan masker agar partikel debu sisa pembakaran tidak langsung masuk ke hidung dan mulut.

"Sebaiknya kalau masyarakat mau ke luar rumah menggunakan masker, guna mencegah agar tidak terkena penyakit ISPA (inspeksi saluran pernapasan akut)," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Multi Junto Bhatarendro Rabu.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar dalam membersihkan lahan pertanian atau sampah.

"Sebaiknya masyarakat tidak membersihkan lahan pertanian dengan cara dibakar, karena akan menambah kabutnya asap," ujarnya.

Dari pantauan di lapangan, kabut asap cukup pekat terjadi pada pagi hari dan malam hari.

Sebelumnya, Kepala Pusat Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan titik api atau hot spot di Kalimantan, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau terus bertambah.

"Berdasarkan pantauan satelit MODIS (Terra dan Aqua), di Kalimantan Tengah saat ini ada 665 titik api yang sebelumnya 630, di Kalbar terdapat 279 titik api, Kalimantan Selatan 75 titik api, Sumatera Selatan 327 titik api, Jambi 104 titik api," katanya.

Sebelumnya, pada Senin (15/9) di Kalimantan Tengah 630 titik api, Kalimantan Barat 268 titik api, dan Kalimantan Selatan 74 titik api. Sedangkan di Sumatera Selatan 281 titik api, Riau 94 titik api, Kepulauan Bangka Belitung 53 titik api, Jambi 48 titik api dan Lampung delapan titik api.

Sutopo menjelaskan asap di Kalimantan mengarah ke arah timur laut menuju pusaran siklon Kalmaegi. Sedangkan, lanjut dia, di Sumatera angin menuju ke utara dan timur laut sehingga asap dari Sumsel menyebar ke wilayah Riau.

"Bahkan asap dari Riau dan Sumsel menyebar ke Singapura sehingga menyebabkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Singapura dan sebagian Malaysia naik menjadi sedang (moderate)," katanya.

Dia menjelaskan sebagian besar penyebab kebakaran adalah dibakar di areal kebun dan hutan.

"Upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan terus dilakukan. BNPB telah mengerahkan tujuh helikopter `water bombing` untuk memperkuat BPBD dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Pewarta: Andilala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014