Sungai Raya (Antara Kalbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Supadio Pontianak menyebutkan Kabupaten Ketapang menjadi penyumbang "hotspot" terbanyak di Kalimantan Barat, yakni mencapai 63 dari total 193 titik api di provinsi itu, Rabu.

"Minimnya intensitas curah hujan dan maraknya aksi pembakaran lahan mengakibatkan sejumlah wilayah di Kalimantan Barat diselimuti kabut asap dari 193 titik api," kata Prakirawan BMKG Supadio Pontianak, Desmian Sulviani di Sungai Raya, Rabu.

Dia menjelaskan, hingga Rabu terdapat 193 titik api yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Kalimantan Barat.

Desmian menambahkan, berdasarkan pantauan radar yang dilakukan BMKG Supadio Pontianak, kabupaten penghasil titik api terbanyak adalah Ketapang dengan 63 titik api, disusul Kabupaten Kubu Raya 47, Sintang 37, Kapuas Hulu 18, Landak 13, Sekadau 4, Kabupaten Pontianak 4, Sanggau 2, Kota Pontianak dan Kabupaten Sambas masing-masing satu titik api.

"Selain adanya pembakaran lahan, kabut asap itu juga diakibatkan karena minimnya intensitas curah hujan yang terjadi di wilayah Kalimantan Barat," katanta.

Sejak pukul 06.00 Rabu pagi, jarak padang di Bandara Supadio Pontianak hanya mencapai 300 meter. Akibat tebalnya kabut asap yang terjadi saat ini mengakibatkan terganggunya aktivitas di Bandara Supadio Pontianak. Akibatnya tiga maskapai penerbangan di antaranya Lion Air, Sriwijaya Air terpaksa membatalkan penerbangan dikarenakan kondisi kabut asap yang cukup pekat.

"Namun kondisi ini berangsur menurun menjelang siang hari. Di mana pukul satu siang tadi jarak pandang sudah mencapai 3 kilometer," tuturnya.

Namun jarak pandang akan mulai menurun menjelang malam hari dan saat subuh jarak pandang hanya berkisar 200 meter hingga 400 meter.

Desmian memperkirakan potensi curah hujan masih terjadi di sejumlah wilayah di Kalimantan Barat, di antaranya Kabupaten Sambas, Bengkayang dan Kabupaten Sanggau. Namun potensi hujan yang dihasilkan masih sangat kecil.

"Untuk itu dalam satu minggu ke depan kondisi kabut asap masih terjadi," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014