Pontianak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat menyatakan meski wilayah setempat sudah ada hujan, namun masih ada potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Hampir seluruh Kabupaten atau Kota di Kalbar berpotensi terjadi karhutla karena masih berada pada musim kemarau," ujar Ketua Satuan Tugas (Satgas) Informasi BPBD Kalbar Daniel di Pontianak, Rabu.
Ia mengatakan untuk antisipasi terjadinya karhutla BPBD Provinsi Kalbar dan BPBD kabupaten atau kota secara rutin mengoptimalkan patroli di darat dan udara.
"Hujan yang terjadi selama beberapa hari terakhir ini belum maksimal untuk memadamkan api yang ada di lahan gambut mengingat kedalaman gambut di Kalbar sekitar satu sampai 18 meter," ujarnya.
Ia menyampaikan BPBD Provinsi Kalbar tetap melakukan operasi pembahasan lahan yang berpotensi mengalami kebakaran dan operasi pemadaman meskipun dari anggaran operasional untuk saat ini masih belum mencukupi.
"Wilayah yang masih mengalami karhutla adalah Kubu Raya, Ketapang dan Bengkayang," kata dia.
Berdasarkan data dari Badan Riset dan Inovasi (BRIN) pada 25 September 2023 jumlah titik panas yang ada di Kalbar sebanyak 361. Sementara itu, titik api terbanyak berada di Ketapang dengan 122 titik dan Kubu Raya sebanyak 44 titik.
Sedangkan berdasarkan data indeks standar pencemaran udara (ISPU) dari aplikasi ISPUnet Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) per 26 September, ISPU di Kota Pontianak mencapai 105 pm2.5 atau kualitas udara tidak sehat.
BPBD Kalbar mengimbau masyarakat agar tidak mengolah atau membuka lahan untuk perkebunan dan pertanian dengan cara membakar yang tidak terkendali mengingat sumber air untuk memadamkan api untuk saat ini sedang sulit karena sungai dan parit sudah mengering.
Baca juga: BPBD Kalbar kerahkan 60 personel padamkan karhutla di Kubu Raya
Baca juga: BPBD: Ada 1.184 titik panas di Kalbar per 2 September
Baca juga: BPBD Kalbar waspadai potensi karhutla di enam wilayah