Jakarta (Antara Kalbar) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat  sebanyak 1.236 titik hotspot terjadi di enam provinsi yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Riau dan Jambi.

"Diperkirakan titik hotspot di wilayah Kalimatan akan masih tinggi selama musim kemarau kering yang diperkirakan berakhir Oktober 2014," kata Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, berdasarkan data 2006 hingga 2014, pola hotspot di Sumatera dominan terjadi pada pertengahan Juni hingga Oktober, sedangkan di Kalimantan pada Agustus hingga Oktober.

"Puncak hotspot terjadi September hingga Oktober, sehingga tingkat kebakaran hutan di titik-titik hotspot sangat tinggi dan perlu kewaspadaan dan penangganan kebakaran yang tepat dan cepat," ujarnya.

Namun demikian berdasarkan data hotspot dari satelit MODIS pada Selasa (17/9) tercatat 1.236 titik atau mengalami penurunan dibanding hotspot Senin (16/9) mencapai 1.614 titik.

Ia menjelaskan, 1.236 titik hotspot tersebut dengan rincian Kalimantan Tengah sebanyak 559 titik, Kalimantan Selatan 252 titik, Kalimantar Barat 193 titik, Sumatera Selatan 195 titik, Riau 20 titik dan Jambi 17 titik.

Sementara itu, titik hotspot pada Senin (16/9) di Kalimantan Tengah sebanyak  665 titik, Kalimantan Selatan 279 titik, Kalimantar Barat 75 titik, Sumatera Selatan 327 titik, Riau 164 titik dan Jambi 104 titik.

Untuk itu, kata dia, tim gabungan dari  TNI, Polda, BMKG, Dinas Kehutanan, Manggala Agni, dan relawan berupaya untuk mencegah dan mematikan api di titik-titik terjadi kebakaran di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

"Saat ini, tingkat kebakaran hutan yang tinggi terjadi Pulau Kalimantan seiring meningkatnya titik-titik  hotspot di wilayah itu," ujarnya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014