Makkah (Antara Kalbar) - Amirul Haj Lukman Hakim Saifuddin yang juga Menteri Agama ikut antre untuk mencoba bus yang mengangkut jemaah haji dari penginapan ke Masjidil Haram, Makkah, Minggu.
Saat menaiki bus dari penginapan H07 di Syari Sittin ke Masjidil Haram, Menag berbaur bersama jemaah haji, bahkan ia pun rela berdesak-desakan dan berdiri saat naik bus.
Demikian pula saat menaiki bus dari Bab Malik menuju Kuday, Menteri bersama rombongan juga mengantri bus.
Menteri mencoba bus antara lain bersama Kepala Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah Endang Jumali, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis, dan Kasi Transportasi Daerah Kerja Makkah Suhendro Wagiono Irsyad.
Menteri dan rombongan pertama kali naik bus dari Terminal Mahbasjin menuju Bab Ali (dekat Masjidil Haram), yang kebetulan saat itu penumpang tidak padat sehingga cukup nyaman. Setelah berbincang-bincang dengan penumpang dan petugas, rombongan pun kembali ke Masbahjin.
Selanjutnya rombongan berangkat dari Syari Sittin menuju Masjidil Haram yang turun di Terminal Al Ghazza. Namun saat menaiki bus, tempat duduk bus sudah penuh oleh jamaah. Karena rombongan cukup banyak terpaksa Amirul Hajj dan rombongan berdiri.
Dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar 25 menit itu, Menag pun menyempatkan diri berbincang-bincang dengan jemaah. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh jamaah, seperti soal penempatan, lamanya antrian, bahkan keinginan agar menteri mengunjungi daerahnya.
Semua pertanyaan dijawab menteri dan sepertinya jemaah pun puas. Ia pun menitipkan doa kepada para jemaah.
"Tolong ibu-ibu dan bapak juga berdoa bangsa dan negara dan untuk saudara-saudara kita di Tanah Air ya," pinta Menag,
Tidak hanya kepada jemaah, Menag pun menghampiri para petugas transportasi saat tiba di Terminal Al Ghazza (dekat dengan Masjidil Haram) untuk memberikan apresiasi dan perhatian kepada petugas.
Petugas di Gazza memang cukup berat, seperti petugas lainnya yang berkerja 24 jam, namun di terminal kondisinya sangat panas di siang hari dan mereka harus berada di tengah terminal yang tanpa peneduh.
Setelah menunaikan shalat Dzuhur di Masjidil Haram, Menteri dan rombongan berjalan sekitar 500 meter menuju Terminal Bab Malik. Di sini menteri harus mengantri dan berebut bus dengan jaemaah lain dari negara lain.
Saat mengantre, supir bus pun tidak mau membuka pintu karena akan berhenti di tempat berikutnya. Akhirnya Menteri mendapatkan bus berikutnya dan kembali naik berdesak-desakan.
Beruntung Menteri mendapat tempat duduk. Namun bus cukup padat dan banyak penumpang berdiri termasuk orang tua yang berdiri dekat Menteri. Tiba-tiba menteri berdiri dan menyilakan bapak itu untuk duduk.
"Silakan, silakan duduk," kata Menteri kepada bapak yang tidak mengetahui bahwa yang mempersilakan adalah seorang menteri sampai kemudian diajak mengobrol.
Sepanjang jalan menuju terminal berikutnya, Lukman Hakim tetap berdiri, bahkan ia enggan duduk walau ada jajarannya rela untuk berdiri. "Tidak apa-apa, silakan," katanya.
Sebelumnya di penginapan H07 di Syari Sittin, Menag juga sempat berbincang-bincang dengan petugas transportasi Zainul, yang beberapa hari lalu dilukai supir bus setempat ketika mencoba meminta supir bus memindahkan kendaraannya karena menghalagi jemaah haji.
"Petugas seperti ini perlu diberi apresiasi," kata Menag begitu mengetahui, petugas tersebut tetap bertugas walau masih cidera.
(U002/R. Malaha)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Saat menaiki bus dari penginapan H07 di Syari Sittin ke Masjidil Haram, Menag berbaur bersama jemaah haji, bahkan ia pun rela berdesak-desakan dan berdiri saat naik bus.
Demikian pula saat menaiki bus dari Bab Malik menuju Kuday, Menteri bersama rombongan juga mengantri bus.
Menteri mencoba bus antara lain bersama Kepala Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah Endang Jumali, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis, dan Kasi Transportasi Daerah Kerja Makkah Suhendro Wagiono Irsyad.
Menteri dan rombongan pertama kali naik bus dari Terminal Mahbasjin menuju Bab Ali (dekat Masjidil Haram), yang kebetulan saat itu penumpang tidak padat sehingga cukup nyaman. Setelah berbincang-bincang dengan penumpang dan petugas, rombongan pun kembali ke Masbahjin.
Selanjutnya rombongan berangkat dari Syari Sittin menuju Masjidil Haram yang turun di Terminal Al Ghazza. Namun saat menaiki bus, tempat duduk bus sudah penuh oleh jamaah. Karena rombongan cukup banyak terpaksa Amirul Hajj dan rombongan berdiri.
Dalam perjalanan yang memakan waktu sekitar 25 menit itu, Menag pun menyempatkan diri berbincang-bincang dengan jemaah. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh jamaah, seperti soal penempatan, lamanya antrian, bahkan keinginan agar menteri mengunjungi daerahnya.
Semua pertanyaan dijawab menteri dan sepertinya jemaah pun puas. Ia pun menitipkan doa kepada para jemaah.
"Tolong ibu-ibu dan bapak juga berdoa bangsa dan negara dan untuk saudara-saudara kita di Tanah Air ya," pinta Menag,
Tidak hanya kepada jemaah, Menag pun menghampiri para petugas transportasi saat tiba di Terminal Al Ghazza (dekat dengan Masjidil Haram) untuk memberikan apresiasi dan perhatian kepada petugas.
Petugas di Gazza memang cukup berat, seperti petugas lainnya yang berkerja 24 jam, namun di terminal kondisinya sangat panas di siang hari dan mereka harus berada di tengah terminal yang tanpa peneduh.
Setelah menunaikan shalat Dzuhur di Masjidil Haram, Menteri dan rombongan berjalan sekitar 500 meter menuju Terminal Bab Malik. Di sini menteri harus mengantri dan berebut bus dengan jaemaah lain dari negara lain.
Saat mengantre, supir bus pun tidak mau membuka pintu karena akan berhenti di tempat berikutnya. Akhirnya Menteri mendapatkan bus berikutnya dan kembali naik berdesak-desakan.
Beruntung Menteri mendapat tempat duduk. Namun bus cukup padat dan banyak penumpang berdiri termasuk orang tua yang berdiri dekat Menteri. Tiba-tiba menteri berdiri dan menyilakan bapak itu untuk duduk.
"Silakan, silakan duduk," kata Menteri kepada bapak yang tidak mengetahui bahwa yang mempersilakan adalah seorang menteri sampai kemudian diajak mengobrol.
Sepanjang jalan menuju terminal berikutnya, Lukman Hakim tetap berdiri, bahkan ia enggan duduk walau ada jajarannya rela untuk berdiri. "Tidak apa-apa, silakan," katanya.
Sebelumnya di penginapan H07 di Syari Sittin, Menag juga sempat berbincang-bincang dengan petugas transportasi Zainul, yang beberapa hari lalu dilukai supir bus setempat ketika mencoba meminta supir bus memindahkan kendaraannya karena menghalagi jemaah haji.
"Petugas seperti ini perlu diberi apresiasi," kata Menag begitu mengetahui, petugas tersebut tetap bertugas walau masih cidera.
(U002/R. Malaha)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014