Sekadau (Antara Kalbar) - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi momok bagi masyarakat Kabupaten Sekadau, terutama para orangtua yang memiliki anak dalam usia balita. Sejauh ini, sudah banyak anak yang terkena DBD dan harus menjalani perawatan intensif. Bahkan, DBD sudah merenggut beberapa korban jiwa.

“Kita sangat prihatin akhir-akhir ini korban DBD semakin bertambah. Bisa dikatakan DBD menjadi momok menakutkan bagi kita semua, apalagi yang punya anak kecil. Dimana-mana kita dengar ada kasus DBD, bahkan ada yang meninggal dunia. Ini harus diatasi dengan intensif. Ini adalah tugas pemerintah melalui satuan kerja terkait untuk memikirkan bagaimana caranya agar kasus DBD bisa ditekan serendah mungkin. Kita minta instansi terkait tangani secara intensif. Misalnya intensifkan fogging untuk memberantas perkembangbiakan nyamuk,” kata anggota DPRD Kabupaten Sekadau, Yodi Setiawan, Rabu (15/10).

Dia melanjutkan, mengingat DBD merupakan penyakit musiman, berharap instansi terkait bisa merencanakan program pencegahan dini pada tahun berikutnya agar kasus DBD bisa diantisipasi dan ditekan.

DBD sendiri pada umumnya mulai merebak saat pergantian musim kemarau ke musim penghujan atau sebaliknya. Dinas Kesehatan tentu lebih paham kapan siklus DBD berlangsung.

“Kita tidak menutup mata jika Dinkes telah berupaya seoptimal mungkin untuk mengatasi hal ini. Namun, akan lebih baik kalau diprogramkan kegiatan pencegahan dini supaya kasus DBD bisa diminimalisir di masa mendatang,” tuntasnya.

Sementara itu, Bendahara Fraksi Partai Demokrat DPRD Sekadau, Jeffray Raja Tugam mengatakan, perang terhadap DBD memang tidak bisa dilakukan setengah-setengah. Semua upaya yang berhubungan dengan pemberantasan dan pencegahan, harus dilakukan seoptimal mungkin. Selain fogging, abatesasi juga harus digalakkan, artinya instansi terkait harus membagikan abate kepada masyarakat secara menyeluruh.

“Abate itu kan berguna untuk membunuh jentik nyamuk. Maka langkah abatenisasi itu juga perlu dilakukan. Kita juga meminta Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang tata cara pencegahan DBD. Pasalnya, secara medis, memang ada beberapa langkah yang bisa dilakukan guna mencegah terjangkit DBD, dulu sering kita kenal istilah 3 M. Jadi istilah ini juga perlu kita sosialisasikan secara berjenjang dari Dinas ke Puskesmas, selanjutnya ke Pustu hingga ke semua lapisan masyarakat bisa mendapatkan informasi tentang 3 M itu,” pungkasnya.




Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014