Sampit, Kalteng (Antara Kalbar) - Kebakaran lahan yang marak terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan, dikhawatirkan mengancam kondisi sejumlah titik di ruas jalan Trans Kalimantan Poros Selatan.
Seperti terlihat di ruas jalan Sampit-Kotabesi, Sabtu, di beberapa titik terlihat kebakaran lahan hampir mencapai badan jalan. Api terus menjalar karena air di parit di sisi dan kanan badan jalan kering.
Puluhan pohon yang berjejer di kiri kanan jalan juga terlihat banyak yang dijilat api. Padahal selain sebagai peneduh, keberadaan pohon tersebut juga bermanfaat untuk menahan agar tanah menjadi kuat sehingga badan jalan tidak mudah longsor.
Sebatang pohon besar tumbang ke badan jalan, diduga karena tanah di kawasan itu sudah tidak stabil akibat kebakaran lahan. Kejadian saat Sampit diguyur hujan deras itu sempat membuat lalu lintas macet karena kendaraan dari arah berlawanan harus bergantian melewati titik tersebut.
"Kalau petugas pemadam tidak berhasil memadamkan, kebakaran bisa mencapai sisi badan jalan. Lihat saja pohon-pohon penahan di sisi jalan sudah banyak yang terbakar. Kalau banyak yang tumbang, otomatis itu bisa berdampak terhadap kondisi jalan," ucap Slamet, warga Jalan Tjilik Riwut Sampit, Sabtu.
Kebakaran lahan di Kotim, khususnya di Sampit dan sekitarnya, memang sempat terjadi secara sporadis dan tidak terkendali. Petugas pemadam kebakaran sempat kewalahan sehingga mereka dibantu anggota TNI lantaran lokasi kebakaran lahan yang tersebar.
Tidak hanya membakar lahan kosong, kebakaran lahan juga menghanguskan banyak kebun masyarakat seperti tanaman karet, jeruk, nanas dan lainnya. Kebakaran lahan yang diduga akibat ulah oknum tidak bertanggung jawab tersebut membuat banyak masyarakat dirugikan.
"Di jalan Banitan, bahkan ada yang sampai menginap di kebun karena berjaga takut kebun terbakar. Kalau kebun saya kebetulan berada di tengah dan masih jauh dari lokasi kebakaran lahan, tapi itu juga saya tiap hari memantau," kata Ahmad, warga lainnya.
Masyarakat bersyukur karena beberapa hari ini hujan mulai turun sehingga kebakaran lahan dan asap berkurang. Masyarakat berharap intensitas hujan meningkat sehingga kebakaran lahan benar-benar padam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Seperti terlihat di ruas jalan Sampit-Kotabesi, Sabtu, di beberapa titik terlihat kebakaran lahan hampir mencapai badan jalan. Api terus menjalar karena air di parit di sisi dan kanan badan jalan kering.
Puluhan pohon yang berjejer di kiri kanan jalan juga terlihat banyak yang dijilat api. Padahal selain sebagai peneduh, keberadaan pohon tersebut juga bermanfaat untuk menahan agar tanah menjadi kuat sehingga badan jalan tidak mudah longsor.
Sebatang pohon besar tumbang ke badan jalan, diduga karena tanah di kawasan itu sudah tidak stabil akibat kebakaran lahan. Kejadian saat Sampit diguyur hujan deras itu sempat membuat lalu lintas macet karena kendaraan dari arah berlawanan harus bergantian melewati titik tersebut.
"Kalau petugas pemadam tidak berhasil memadamkan, kebakaran bisa mencapai sisi badan jalan. Lihat saja pohon-pohon penahan di sisi jalan sudah banyak yang terbakar. Kalau banyak yang tumbang, otomatis itu bisa berdampak terhadap kondisi jalan," ucap Slamet, warga Jalan Tjilik Riwut Sampit, Sabtu.
Kebakaran lahan di Kotim, khususnya di Sampit dan sekitarnya, memang sempat terjadi secara sporadis dan tidak terkendali. Petugas pemadam kebakaran sempat kewalahan sehingga mereka dibantu anggota TNI lantaran lokasi kebakaran lahan yang tersebar.
Tidak hanya membakar lahan kosong, kebakaran lahan juga menghanguskan banyak kebun masyarakat seperti tanaman karet, jeruk, nanas dan lainnya. Kebakaran lahan yang diduga akibat ulah oknum tidak bertanggung jawab tersebut membuat banyak masyarakat dirugikan.
"Di jalan Banitan, bahkan ada yang sampai menginap di kebun karena berjaga takut kebun terbakar. Kalau kebun saya kebetulan berada di tengah dan masih jauh dari lokasi kebakaran lahan, tapi itu juga saya tiap hari memantau," kata Ahmad, warga lainnya.
Masyarakat bersyukur karena beberapa hari ini hujan mulai turun sehingga kebakaran lahan dan asap berkurang. Masyarakat berharap intensitas hujan meningkat sehingga kebakaran lahan benar-benar padam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014