Kandangan, Kalsel (ANTARA) - Sedikitnya tujuh desa di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang diduga penyebabnya ada yang membuka lahan pertanian dengan cara membakar lahan.
"Penyebab karhutla ini karena diduga ada yang membuka lahan pertanian, tujuh desa terdampak ini tersebar di tiga kecamatan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kusairi, di Kandangan, Kamis.
Dia menjelaskan tiga kecamatan yang terdampak karhutla tersebut yakni di Kecamatan Daha Selatan, Kecamatan Daha Utara dan Kecamatan Daha Barat.
Berdasarkan data sampai dengan bulan September 2024 ada tujuh desa terdampak karhutla, sementara pada bulan sebelumnya yaitu Agustus 2024 ada lima desa.
Kecamatan Daha Utara terjadi di Desa Paramaian, Pandak Daun dan Pakan Dalam. Kecamatan Daha Selatan di Desa Muning Dalam serta di Kecamatan Daha Barat terjadi di Desa Baru, Siang Gantung, dan Desa Bajayau.
"Dua desa yang bertambah terdampak karhutla di wilayah kita pada September ini ada di Desa Bajayau dan Pakan Dalam," terangnya.
Ia mengungkapkan meskipun wilayah lahan karhutla bertambah, tetapi untuk sementara luas lahan yang terbakar masih sekitar satu hektare.
Hal ini lantaran satuan tugas (satgas) desa dibantu satgas kecamatan, telah sigap mengatasi dan berhasil dengan cepat memadamkan Karhutla ketika ada api.
Saat ini status karhutla di HSS masih belum ditetapkan tanggap darurat atau masih siaga darurat, karena titik api semua sudah berhasil dipadamkan oleh satgas tingkat desa dan kecamatan.
Dan dari prakiraan BMKG Kalsel, untuk tahun ini mengalami musim kemarau termasuk kemarau basah atau normal, dan diprediksi tidak akan berlangsung lama.
Baca juga: Polisi sosialisasikan pencegahan karhutla ke pelosok desa