Sungai Raya (Antara Kalbar) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Kalbar menyarankan sekolah bisa lebih memperhatikan jajanan anak agar terhindar dari zat-zat berbahaya, menanggapi adanya informasi penggunaan formalin pada tahu yang dijual di Pontianak dan sekitarnya.
"Kami harap pihak sekolah bisa ikut membantu, memperketat pengawasan terhadap jajanan dan makanan yang beredar di sekolah. Kami sendiri juga akan meningkatkan pengawasan namun tentu sangat membutuhkan bantuan dari sekolah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Berli Hamdani di Sungai Raya, Minggu.
Dia mengatakan, hal tersebut juga dilakukan untuk mengantisipasi makanan yang mengandung barang berbahaya seperti boraks dan formalin, dengan melakukan pengawasan di lapangan. Untuk itu, dirinya meminta masyarakat waspada dan teliti dalam membeli makanan.
"Termasuk makanan anak-anak seperti tahu dan penganan olahan lainnya, karena kami mengkhawatirkan adanya barang berbahaya yang digunakan para penjual," tuturnya.
Berli mengungkapkan, pihaknya sering melakukan pengawasan ke sekolah yang ada di Kubu Raya. Namun cukup kesulitan untuk mengawasi lantaran para pedagang yang berjualan di sekolah membeli bahan makanan dari luar Kubu Raya.
"Dari hasil pemantauan yang kami temukan jajanan di sekolah yang mengandung bahan berbahaya, jenisnya sendiri seperti tahu dan bakso mengandung bahan berbahaya," katanya.
Dia menjelaskan penemuan bahan berbahaya pada makanan itu ditemukan pada sekolah yang mendekati perkotaan. Namun untuk sekolah yang sedikit jauh dari perkotaan belum ada ditemukan.
"Kebanyakan jajanan yang berbahaya dari pedagang keliling yang berjualan di sekolah," katanya.
Dirinya mengakui jika sulit melakukan pembinaan terhadap para pedagang tersebut lantaran tidak membeli barang di Kabupaten Kubu Raya.
"Yang membuat kami sulit untuk melakukan pengawasan karena mereka membeli bahan bukan di Kubu Raya, melainkan seperti di Pasar Flamboyan dan pasar lainnya," tuturnya.
Untuk itu, dia mengharapkan guru sekolah memberitahukan para pelajar agar sebelum berangkat ke sekolah makan terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah pencegahan maraknya makanan mengandung bahan berbahaya di lingkungan pelajar.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kami harap pihak sekolah bisa ikut membantu, memperketat pengawasan terhadap jajanan dan makanan yang beredar di sekolah. Kami sendiri juga akan meningkatkan pengawasan namun tentu sangat membutuhkan bantuan dari sekolah," kata Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Berli Hamdani di Sungai Raya, Minggu.
Dia mengatakan, hal tersebut juga dilakukan untuk mengantisipasi makanan yang mengandung barang berbahaya seperti boraks dan formalin, dengan melakukan pengawasan di lapangan. Untuk itu, dirinya meminta masyarakat waspada dan teliti dalam membeli makanan.
"Termasuk makanan anak-anak seperti tahu dan penganan olahan lainnya, karena kami mengkhawatirkan adanya barang berbahaya yang digunakan para penjual," tuturnya.
Berli mengungkapkan, pihaknya sering melakukan pengawasan ke sekolah yang ada di Kubu Raya. Namun cukup kesulitan untuk mengawasi lantaran para pedagang yang berjualan di sekolah membeli bahan makanan dari luar Kubu Raya.
"Dari hasil pemantauan yang kami temukan jajanan di sekolah yang mengandung bahan berbahaya, jenisnya sendiri seperti tahu dan bakso mengandung bahan berbahaya," katanya.
Dia menjelaskan penemuan bahan berbahaya pada makanan itu ditemukan pada sekolah yang mendekati perkotaan. Namun untuk sekolah yang sedikit jauh dari perkotaan belum ada ditemukan.
"Kebanyakan jajanan yang berbahaya dari pedagang keliling yang berjualan di sekolah," katanya.
Dirinya mengakui jika sulit melakukan pembinaan terhadap para pedagang tersebut lantaran tidak membeli barang di Kabupaten Kubu Raya.
"Yang membuat kami sulit untuk melakukan pengawasan karena mereka membeli bahan bukan di Kubu Raya, melainkan seperti di Pasar Flamboyan dan pasar lainnya," tuturnya.
Untuk itu, dia mengharapkan guru sekolah memberitahukan para pelajar agar sebelum berangkat ke sekolah makan terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah pencegahan maraknya makanan mengandung bahan berbahaya di lingkungan pelajar.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014