Pontianak (Antara Kalbar) - PLN Wilayah Kalimantan Barat terus berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi meski terkendala ketersediaan mesin pembangkit listrik.
Menurut General Manajer PLN Wilayah Kalbar Hot Martua Bakkara saat dihubungi di Pontianak, Selasa, rasio elektrifikasi di Kalbar berkisar 72 persen tahun ini.
Ia mengakui, angka tersebut masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 81 persen.
Ia melanjutkan, kalau dari segi calon pelanggan, jumlahnya mencapai 70 ribu di Kalbar.
"Masalah utama, adalah ketersediaan pembangkit. Kondisi daya saat ini cukup, tapi pas-pasan," kata dia.
Sementara daya yang dikelola PLN Wilayah Kalbar hampir sama angkanya dengan konsumsi masyarakat pada beban puncak.
"Kalau satu mesin pembangkit saja yang mengalami masalah, pemadaman tidak dapat dihindari," ujarnya.
Selain itu, wilayah Kalbar sangat luas sehingga PLN memerlukan investasi yang besar untuk membuat jaringan distribusi ke daerah terpencil.
Terkait hal itu, tengah dibangun dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jungkat, Kabupaten Mempawah dan Tanjung Gundul, Kabupaten Bengkayang.
Dua PLTU masing-masing berkapasitas 50x2 MW dan T 27,5x2 MW. Pertimbangan penggunaan PLTU karena harga batu bara lebih ekonomis ketimbang menggunakan solar maupun MFO.
Ia memperkirakan, proyek tersebut akan selesai tahun depan. "Yang duluan, kemungkinan Tanjung Gundul pada triwulan III 2015. Mudah-mudahan sebelum itu sudah selesai," ujar dia.
Sedangkan untuk pembelian listrik dari Sarawak, Malaysia, tengah disiapkan jaringan transmisi di Kabupaten Bengkayang.
Energi listrik yang dibeli akan mencapai 230 MW.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Menurut General Manajer PLN Wilayah Kalbar Hot Martua Bakkara saat dihubungi di Pontianak, Selasa, rasio elektrifikasi di Kalbar berkisar 72 persen tahun ini.
Ia mengakui, angka tersebut masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 81 persen.
Ia melanjutkan, kalau dari segi calon pelanggan, jumlahnya mencapai 70 ribu di Kalbar.
"Masalah utama, adalah ketersediaan pembangkit. Kondisi daya saat ini cukup, tapi pas-pasan," kata dia.
Sementara daya yang dikelola PLN Wilayah Kalbar hampir sama angkanya dengan konsumsi masyarakat pada beban puncak.
"Kalau satu mesin pembangkit saja yang mengalami masalah, pemadaman tidak dapat dihindari," ujarnya.
Selain itu, wilayah Kalbar sangat luas sehingga PLN memerlukan investasi yang besar untuk membuat jaringan distribusi ke daerah terpencil.
Terkait hal itu, tengah dibangun dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Jungkat, Kabupaten Mempawah dan Tanjung Gundul, Kabupaten Bengkayang.
Dua PLTU masing-masing berkapasitas 50x2 MW dan T 27,5x2 MW. Pertimbangan penggunaan PLTU karena harga batu bara lebih ekonomis ketimbang menggunakan solar maupun MFO.
Ia memperkirakan, proyek tersebut akan selesai tahun depan. "Yang duluan, kemungkinan Tanjung Gundul pada triwulan III 2015. Mudah-mudahan sebelum itu sudah selesai," ujar dia.
Sedangkan untuk pembelian listrik dari Sarawak, Malaysia, tengah disiapkan jaringan transmisi di Kabupaten Bengkayang.
Energi listrik yang dibeli akan mencapai 230 MW.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014