Jakarta (Antara Kalbar) - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad menyatakan biang kerok yang membuat konflik di internal partai berlambang beringin sudah diketahui.

"Pangkalnya sudah tahu, biang keroknya siapa sudah tampak. Skenario politiknya terbaca," kata Fadel di Gedung Nusantara II DPR, Jakarta, Selasa.

Namun, Fadel enggan membeberkan pelaku yang disebutnya sebagai biang kerok konflik di internal Golkar itu.

"Yang pasti bukan dari kubu Ical (Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Red)," katanya.

Ketua Komisi XI DPR itu mengatakan konflik di internal Golkar terjadi lantaran ada beberapa kader yang ingin mencalonkan diri pada Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar.  
   
Dia juga merasa merasa heran bahwa fungsionaris senior Partai Golkar seperti Agung Laksono menerima menjadi Ketua Presidium Penyelamat Partai Golkar.

"Presidium Penyelamat Partai Golkar kan tidak ada di dalam AD/ART. Saya menyayangkan itu," katanya.

Dia menegaskan Munas Partai Golkar tetap dilaksanakan di Bali tanggal 30 November 2014. Permasalahan keamanan sudah dibicarakan dengan Kapolda Bali.

"Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Tedjo Edhi Purdijatno tidak memiliki hak meminta Polri tidak memberikan izin untuk pelaksanaan Munas Partai Golkar. Tidak benar (sikap) dia seperti itu," ujarnya.

Fadel mengemukakan bahwa DPP Partai Golkar sudah melakukan konsolidasi dengan pengurus tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Mereka mendukung Munas Partai Golkar dilaksanakan pada akhir bulan ini di Bali.

"Saya belum tahu (kekuatan) Agung Laksono. Yang pasti dia Ketua Kosgoro, Priyo menjabat Ketua MKGR. Kalau dia punya dukungan 30 persen dari peserta Munas Golkar silakan datang. Kalau tidak datang, kalah sebelum bertanding," katanya.

Pewarta: Nikolas Panama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014