Pontianak (Antara Kalbar) – Dampak positif dari kenaikan BBM pada November lalu membuat masyarakat Kalimantan pengguna BBM banyak beralih ke BBM nonsubsidi, Pertamax Plus, Pertamax dan Pertamina Dex, demikian keterangan pers Pertamina Regional Kalimantan.

Pertamax misalnya, di tahun 2014 penjualannya mengalami peningkatan 13% dibandingkan tahun 2013, sedangkan pertamax plus meningkat 29% dari tahun lalu.

Senior Supervisor External Relations Pertamina Unit Pemasaran VI Kalimantan mengatakan bahwa produk Pertamina yang bombastis kenaikannya adalah Pertamina Dex, yang realisasi penjualannya hingga 14 Desember 2014 mencapai 1.991% dengan penjualan 3.730 KL dibandingkan realisasi penjualan di tahun 2013 sebesar 187 KL.

“Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi Pertamax hanya 24.782 KL, sedangkant ahun 2014 meningkat 27.988 KL. Untuk Pertamax Plus di tahun 2013 realisasi penjualannya 3.269 KL dan meningkat menjadi 4.226 KL di tahun 2014,” ungkap  Senior Supervisor Eksternal Relations, Andar Titi Lestari.

Pasca kenaikan BBM di seluruh Indonesia, mulai terlihat konsumen BBM beralih ke produk BBM non-PSO, terutama Pertamax dan Pertamax Plus. Alih-alih mengantri, masyarakat konsumen BBM yang terbiasa membeli premium atau solar mulai membeli Pertamax series atau Pertamina Dex.

“Rata-rata penjualan harian Pertamax Series sebelum kenaikan BBM sebesar 110 KL, sedangkan setelah pasca kenaikan BBM sebesar 143KL  (Hingga 14 Desember 2014) atau secara keseluruhan sudah meningkat 30%. Begitu pula Pertamina Dex, sebelum kenaikan BBM rata-rata penjualan harian sebesar 20KL, setelah adanya kenaikan BBM meningkat 20% atau rata-rata 25KL per hariannya,” jelas Andar.

Andar mengatakan bahwa kenaikan ini di latar belakangi oleh beberapa faktor, diantaranya disparitas harga yang sudah tidak terpaut besar, kesadaran masyarakat sudah mulai meningkat terhadap barang yang tidak bersubsidi dan enggannya pelanggan mengantri panjang.

“Perubahan ini kami harapkan terus meningkat, dan masyarakat mulai merasakan perubahan yang dirasakan setelah menggunakan Pertamax series dan Pertamina Dex” Ujar Andar.

“Selain lebih hemat, kerja mesin bisa lebih optimal, karena Pertamax memiliki oktan 92 dan 95 (Pertamax plus). Sedangkan perbedaan antara solar biasa dengan Pertamina Dex adalah pada Cetane Number. Solar memiliki 48, sedangkan DEX memiliki 53,” jelas Andar.

Pertamax series dilengkapi “additive ecosave technology” di antaranya mengandung detergency, corrosion inhibitor dan demusifier.

Fungsi dari detergency pada Pertamax 92 adalah menjadi pembersih mesin bagian dalam sehingga mesin menjadi terpelihara, Pertamax sudah memenuhi standar WWFC (World Wide Fuel Charter) kategori 2,3, dan 4.

“Corrosion inhibitor memiliki fungsi sebagai pelindung anti karat pada dinding tangki, saluran bahan bakar dan ruangan bakar mesin, sehingga mesin menjadi awet dan terlindungi," ujar Andar.

“Sedangkan demulsifier pada Pertamax berfungsi menjaga kemurnian bahan bakar dari campuran air sehingga pembakaran menjadi lebih sempurna,” tambahnya.

Untuk kendaraan berbahan bakar diesel, beberapa parameter yang menentukan kualitas bahan bakar diesel diantaranya adalah kandungan sulfur.

Andar menyampaikan bahwa semakin sedikit kandungan sulfurnya, semakin baik. Pertamina Dex memiliki kandungan sulfur yang paling rendah yaitu, maksimum hanya 330 ppm dibandingkan dengan solar biasa yang mancapai 1.290 ppm.

“Tiga keunggulan Pertamina Dex adalah tenaga lebih besar, lebih ramah lingkungan, dan lebih ekonomis alias irit,“ tutur Andar.

“Gas sisa pembakaran mesin diesel tidak banyak menghasilkan asap hitam, bahkan untukmesin-mesin tertentu asap hitam yang sebelumnya menjadi ciri khas mesin diesel ini hanya tinggal kenangan,” tambahnya.



Pewarta: Andilala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014