Pontianak (Antara Kalbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Pontianak, Kalimantan Barat, selama Februari 2015 mengalami inflasi sebesar 0,43 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 124,20.

"Laju inflasi sebesar 0,43 persen tersebut dipicu kenaikan pada enam kelompok pengeluaran," kata Kepala BPS Kalimantan Barat (Kalbar) Badar saat menyampaikan berita resmi statistik di Pontianak, Senin.

Keenam kelompok yang mengalami kenaikan, yakni kelompok bahan makanan naik sebesar 0,44 persen; disusul makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,97 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,05 persen; sandang 1,23 persen; kesehatan 0,58 persen; pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,12 persen.

"Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 1,10 persen," ungkap Badar.

Menurut dia, beberapa harga komoditas yang mengalami kenaikan sepanjang Februari, di antaranya jeruk, tarif listrik, angkutan udara, telur ayam ras, tukang bukan mandor, ikan goreng, mie, perhiasan, bubur dan parfum.

"Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga, di antaranya BBM jenis premium, daging ayam ras, ikan kembung, kacang panjang, sawi hijau, ikan tongkol, bahan bakar rumah tangga, cabai merah dan minyak goreng," kata Badar.

Tingkat inflasi tahun kalender Februari 2015 Kota Pontianak sebesar 1,62 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun Februari 2015 terhadap Februari 2014 sebesar 8,16 persen.

Badar menambahkan dari 82 kota di seluruh Indonesia, tercatat sebanyak 12 kota mengalami inflasi, dan 70 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Tual sebesar 3,20 persen, dan terendah di Manokwari sebesar 0,04 persen, dan deflasi tertinggi di Kota Bukittinggi sebesar 2,35 persen dan terendah di Jayapura sebesar 0,04 persen.

Kemudian, perbandingan inflasi antarkota di Kalimantan, yaitu empat kota mengalami inflasi, yakni tertinggi di Kota Balikpapan 0,72 persen, disusul Pontianak 0,43 persen; Singkawang 0,19 persen; dan Banjarmasin 0,06 persen.

"Sementara lima kota lainnya mengalami deflasi, yakni deflasi tertinggi di Kota Tanjung 0,83 persen; disusul Palangkaraya dan Sampit masing-masing 0,70 persen; Tarakan 0,50 persen dan Samarinda minus 0,17 persen," kata Badar.

(A057/A039)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015