Pontianak (Antara Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat pada seminar dalam rangka Hari ulang tahun pemerintah daerah Provinsi Kalbar ke-58, mengajak semua peserta untuk saling menjalin komunikasi, berbagi pengalaman, serta menciptakan kebersamaan dalam semangat kekeluargaan demi kebaikan Kalbar tercinta.

Seminar tidak hanya sebagai arena untuk merumuskan pikiran yang mendasar tetapi juga sebagai momentum menjadikan Kalbar lebih baik sehingga dapat melahirkan pemikiran konstruktif yang dapat dijadikan rekomendasi," kata Gubernur dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekretaris Daerah Pemprov Kalbar, M Zeet Assovie, saat seminar "Percepatan perwujudan ketahanan pangan  menuju masyarakat Kalbar yang mandiri" di Pontianak, Kamis.  
Selain itu, seminar juga menjadi bahan masukan atau pertimbangan-pertimbangan bagi penentu kebijakan dalam mengambil langkah untuk menghidupkan dan membuat keputusan dalam melakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat Kalbar, katanya.

Kegiatan seminar, katanya, juga merupakan refleksi, evaluasi sekaligus motivasi untuk melakukan inovasi dan terobosan terhadap persoalan aktual yang dihadapi Kalbar agar bisa merencanakan dan melakukan hal-hal yang realistis demi menatap Kalbar menuju keberhasilan dan lebih baik dari pada provinsi lain.

Menurut gubernur, Provinsi Kalbar saat ini sedang dalam proses perkembangan yang dinilai pesat. Sejalan dengan visi "Mewujudkan masyarakat Kalbar yang beriman, sehat, cerdas, aman, berbudaya dan sejahtera".

Mengacu pada visi dan misi Presiden Joko Widodo, pembangunan ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah Kalbar di samping aspek sumber daya manusia (SDM) dan pelayanan publik.

Lebih lanjut, Sekda M. Zeet mengatakan menurut kajian Bank Kalbar, pada triwulan II tahun 2013 yang tercatat  tumbuh 5,46 persen, lebih lambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II tahun 2012 yang tercatat mencapai 6,08 persen.

"Pada sisi permintaan, perlambatan tersebut dipengaruhi oleh pada investasi dan konsumsi pemerintah. Untuk itu, seminar ini perlu memberikan masukan konkret agar ekonomi Kalbar dapat terus tumbuh dengan stabil," katanya.

Menurut dia lagi, Sekitar 60 persen penduduk Kalbar masih menggantungkan hidupnya dari aktivitas pertanian. Sektor ini memberikan kontribusi sekitar 25 persen dari total produk domestik bruto Kalbar. Kondisi ini dapat menjadikan kerawanan pangan.

Kerawanan pangan menjadi sebuah malapetaka bagi sebuah negara. Karena itu,  harus mencari solusi dan alternatif untuk mengatasi kerawanan pangan tersebut.

"Kepada dinas pertanian, ketahanan pangan dan hortikultura untuk melakukan perluasan areal tanam dan memantapkan pengelolaan lahan pertanian yang telah tersedia," kata Sekda Kalbar.  (N005/humas)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015