Pontianak (ANTARA) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaen Melawi menginisiasi temu tokoh lintas agama, suku dan organisasi melalui diskusi terfokus sebagai bentuk memperkuat silahturahmi dan menjaga serta merawat toleransi di daerah itu.
"Melalui kegiatan ini agar gesekan kecil beberapa waktu lalu jangan sampai berlarut, mari kita jaga kerukunan dan eratkan tali persaudaraan untuk membangun Melawi yang rukun," ujar Plh. Ketua FKUB Kab. Melawi, Qomarul Khair dalam rilisnya, Senin.
Dalam diskusi terfokus tersebut FKUB Melawi mengangkat tema silaturahmi tokoh lintas agama, suku dan organisasi masyarakat dalam rangka penguatan toleransi guna meningkatkan kesatuan dan keharmonisan antar suku dan agama di Wilayah Kabupaten Melawi.
Kegiatan menghadirkan narasumber yaitu Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Melawi P. R. Beni Rubin, Kapolres Melawi yang diwakili oleh Kasat Binmas Polres Melawi IPTU Sofian Efendi, Ketua FKUB Kabupaten Melawi Qomarul Khair dan Ketua Bamagnas Kabupaten Melawi Pdt. Paulus Timang M. Th, peserta FGD adalah sejumlah tokoh lintas agama, suku dan ormas yang terdapat di Kabupaten Melawi sebanyak 35 orang.
Salah satu narasumber dari Kepolisian yaitu Kasat Binmas Polres Sekadau dalam materinya menyampaikan bahwa peran Polri dalam menjamin keharmonisasian adalah sebagai dinamisator dan mendinamisir terwujudnya kerukunan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.
Menurutnya, Polri harus terus menjadi katalisator untuk mendorong terwujudnya toleransi, penetralisir terhadap perbedaan pendapat untuk mencegah terjadinya konflik ditengah masyarakat, termasuk mempercepat proses kerukunan dan toleransi antar suku dan umat beragama.
Harapan Polri dalam membina kerukunan antar suku dan umat beragama dapat melalui beberapa langkah yaitu dengan Jalin komunikasi yang baik antar suku dan umat beragama. Jika komunikasi dan silaturahmi terjalin dengan baik, bagaimana dan apa pun isu dan masalahnya dapat diselesaikan.
"Konflik horizontal dapat diatasi ketika setiap warga masyarakat mengedepankan toleransi, menghargai perbedaan dan mau menerima kemajemukan sebagai kenyataan dan rahmat tuhan dan Kunci dari upaya menghilangkan konflik adalah mau berdialog dan tetap memiliki semangat Bhinneka Tunggal Ika," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama diakhir kegiatan, FKUB dan sejumlah Tokoh Lintas Agama, Suku dan Ormas mendeklarasikan lima poin pernyataan:
1. Keberagaman dan perbedaan yang ada di Kabupaten Melawi hendaknya tidak menjadi sumber konflik, perbedaan harusnya mejadi harmoni untuk bisa saling melengkapi kekurangan dan kelebihan yang dimiliki masing-masing, sehingga keberagaman bisa menjadi perekat bangsa untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang kuat.
2. Menolak segala bentuk tindakan anarkis dan intoleran serta mengecam keras segala bentuk provokasi maupun ujaran kebencian yang dapat mengganggu kerukunan dan persaudaraan antar sesama masyarakat maupun kelompok di Kabupaten Melawi.
3. Bersedia mengambil keputusan secara adil dan tegas dengan cara duduk bersama untuk mengatasi konflik atau ketegangan yang timbul baik antar suku maupun agama demi terciptnya situasi yang tetap kondusif di wilayah Kabupaten Melawi.
4. Siap menjadi garda terdepan dalam menjaga dan merawat kerukunan hidup masyarakat dengan tetap mengedepankan sikap saling memahami, menghormati dan menghargai perbedaan dengan cara menyebarkan pesan-pesan perdamaian melalui berbagai media dan platfrom komunikasi.
5. Senatiasa memberikan himbauan dan edukasi serta mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga stabilitas keamanan di wilayah Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Melawi.