Pontianak (Antara Kalbar) - Sebanyak 12 replika naga di Kota Pontianak, Jumat, menjalani ritual "tutup mata" di Kelenteng Kwan Tie Bio Jalan Diponegoro sebagai rangkaian untuk menjalani ritual bakar naga di kawasan Pemakaman Yayasan Bhakti Suci.
"Satu persatu naga dari berbagai yayasan pemadam kebakaran menjalani ritual `tutup mata` di Kelenteng Kwan Tie Bio Pontianak, sejak siang tadi, yang sebelumnya telah menjalani ritual `buka mata di kelenteng yang sama, Selasa lalu," kata Ketua Panitia Cap Go Meh Pontianak Sugioto saat dihubungi di Pontianak.
Sugioto menjelaskan proses ritual naga "tutup mata" berjalan lancar berkat dukungan semua pihak hingga acara akhir Perayaan Cap Go Meh di Pontianak.
Menurut kepercayaan warga Tionghoa, setiap naga yang sebelumnya melakukan ritual "buka mata", pada hari ke-16 Imlek harus dibakar yang sebelumnya harus terlebih dahulu menjalani ritual naga "tutup mata" agar tidak membuat bahaya bagi pemain naga tersebut.
"Rangkaian ritual naga `tutup mata` yakni dilakukan oleh seorang suhu yang kerasukan arwah, lalu kemudian suhu itu memberikan tanda hitam pada mata naga yang sebelumnya diberi tanda merah," ungkapnya.
Ke-12 naga tersebut dari YPK (Yayasan Pemadam Kebakaran), di antaranya YPK Merdeka dua naga, Majelis Adat Budaya Tionghoa Pontianak dan Kalbar tiga naga, YPK Khatulistiwa satu naga, Perkumpulan Seni Permainan Naga dan Barongsai Kalbar satu naga, YPK Budi Pekerti satu naga, YPK Panca Bhakti satu naga, YPK Siaga satu naga, Surya Mas dan Nusa Indah masing-masing menurunkan satu naga.
Setiap naga yang melakukan ritual buka mata, pada hari ke-16 Imlek harus dibakar agar tidak membahayakan keselamatan para pemain naga tersebut, katanya.
Setelah, menjalani ritual naga "tutup mata" ke-12 naga tersebut kemudian menjalani ritual bakar naga di Kompleks Pemakaman YBS, Sungai Raya kilometer delapan, Kabupaten Kubu Raya.
"Ritual bakar naga kami percaya sebagai ritual untuk mengirim kembali roh yang sebelumnya dipanggil dalam membersihkan Kota Pontianak pada puncak Cap Go Meh, Kamis (5/3) kemarin," kata Sugioto.
(A057/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Satu persatu naga dari berbagai yayasan pemadam kebakaran menjalani ritual `tutup mata` di Kelenteng Kwan Tie Bio Pontianak, sejak siang tadi, yang sebelumnya telah menjalani ritual `buka mata di kelenteng yang sama, Selasa lalu," kata Ketua Panitia Cap Go Meh Pontianak Sugioto saat dihubungi di Pontianak.
Sugioto menjelaskan proses ritual naga "tutup mata" berjalan lancar berkat dukungan semua pihak hingga acara akhir Perayaan Cap Go Meh di Pontianak.
Menurut kepercayaan warga Tionghoa, setiap naga yang sebelumnya melakukan ritual "buka mata", pada hari ke-16 Imlek harus dibakar yang sebelumnya harus terlebih dahulu menjalani ritual naga "tutup mata" agar tidak membuat bahaya bagi pemain naga tersebut.
"Rangkaian ritual naga `tutup mata` yakni dilakukan oleh seorang suhu yang kerasukan arwah, lalu kemudian suhu itu memberikan tanda hitam pada mata naga yang sebelumnya diberi tanda merah," ungkapnya.
Ke-12 naga tersebut dari YPK (Yayasan Pemadam Kebakaran), di antaranya YPK Merdeka dua naga, Majelis Adat Budaya Tionghoa Pontianak dan Kalbar tiga naga, YPK Khatulistiwa satu naga, Perkumpulan Seni Permainan Naga dan Barongsai Kalbar satu naga, YPK Budi Pekerti satu naga, YPK Panca Bhakti satu naga, YPK Siaga satu naga, Surya Mas dan Nusa Indah masing-masing menurunkan satu naga.
Setiap naga yang melakukan ritual buka mata, pada hari ke-16 Imlek harus dibakar agar tidak membahayakan keselamatan para pemain naga tersebut, katanya.
Setelah, menjalani ritual naga "tutup mata" ke-12 naga tersebut kemudian menjalani ritual bakar naga di Kompleks Pemakaman YBS, Sungai Raya kilometer delapan, Kabupaten Kubu Raya.
"Ritual bakar naga kami percaya sebagai ritual untuk mengirim kembali roh yang sebelumnya dipanggil dalam membersihkan Kota Pontianak pada puncak Cap Go Meh, Kamis (5/3) kemarin," kata Sugioto.
(A057/T011)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015