Sukadana (Antara Kalbar) - Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kayong Utara Syukran mengatakan perlu adanya pendidikan atau pemahaman kepada masyarakat agar tahu bagaimana memperoleh informasi bibit sawit yang baik.
    Menurut dia, ketidaktahuan masyarakat akan bibit kelapa sawit yang berkualitas berdampak kepada tidak berkualitasnya pula pertumbuhan kelapa sawit serta buah saat produksi. Kondisi itu membuka peluang kerugian bagi petani kelapa sawit yang ditanam secara mandiri.
    "Masyarakat masih awam dalam hal kelapa sawit, takut menanam kelapa sawit namun saat produksi justru dibeli oleh pabrik dengan harga rendah karena kualitas buah rendah," kata Syukran.
    Selama ini, masyarakat membeli bibit kelapa sawit banyak hanya melihat dari fisik luar saja, tanpa melihat sertifikasi bibit yang diperoleh.
    Karena dengan dimilikinya sertifikat bibit, lanjut Syukran, sebagai jaminan bahwa tanaman dan buah yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan.
    Dengan kondisi demikian, DPRD Kayong Utara akan berupaya melakukan terobosan dan bekerjasama dengan pihak perusahaan kelapa sawit untuk memberikan pendampingan atau sejenisnya. Tujuannya, memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang bagaimana mengatasi bibit kelapa sawit palsu serta cara menanam dan merawat kelapa sawit dengan baik.
    Sementara itu, salah satu manajer perusahaan kelapa sawit di Kayong Utara yang mendukung upaya pemerintah kabupaten untuk menekan sekecil mungkin persebaran dan peredaran bibit sawit palsu, karena saat ini muara dari penjualan kelapa sawit tetap ke perusahaan kelapa sawit.
    "Besarnya buah dalam setiap tandan bukan menjadi jaminan buah bagus, namun tingkat rendeman yang menjadi patokan," kata GM PT Cipta Usaha Mandiri, Rokhiat.
    Dijelaskannya pula masyarakat jika membeli bibit kelapa sawit akan mengalami kesulitan dalam memilih tanaman yang sudah tumbuh, karena semua mirip dan susah untuk dibedakan. Salah satu upaya untuk mengetahui kualitas bibit hanya dilihat dari sertifikat bibit yang biasa disertakan oleh perusahaan pembibitan kelapa sawit setiap pembelian kecambah.
    Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kayong Utara, Ir. Wahono mengakui sampai saat ini sudah banyak masyarakat yang menanam kelapa sawit secara mandiri, walau diakuinya pihaknya belum memiliki data riil berapa luasan perkebunan kelapa sawit mandiri.
     "Masyarakat banyak yang menanam mandiri, namun kita takut yang ditanam adalah bibit kualitas buruk atau palsu, sehingga dikhawatirkan masyarakat akan mengalami kerugian saat tanaman mulai berproduksi," kata Wahono.
     Dirinya sudah berupaya bersama jajarannya melakukan pendataan berapa luas perkebunan kelapa sawit yang terindikasi bibit sawit palsu. "Kita tahun ini sudah menyampaikan adanya permasalahan ini ke provinsi, dan Alhamdulillah dapat respon mendapatkan bantuan bibit," kata Wahono.



Pewarta: Doel Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015