Pontianak (Antara Kalbar) - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Christiandy Sanjaya mengatakan Belanda dan Singapura berminat untuk membeli kapal buatan putra daerah Kalbar.

"Kalbar memiliki potensi besar untuk mengembangkan pabrik galangan kapal, bahkan saat ini beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kapal sudah bisa memproduksi berbagai jenis kapal dan dipesan oleh beberapa negara seperti Belanda dan Singapura," kata Christiandy di Pontianak, Selasa.

Ia mengatakan, saat ini negara Belanda sudah beberapa kali memesan kapal buatan putra daerah Kalbar. Itu tentu menjadi kebanggaan bagi Kalbar dan menunjukkan produksi kapal di Kalbar tidak kalah saing dengan buatan negara lainnya.

Dia menjelaskan, dengan banyaknya pesanan kapal dari negara lain, membuktikan bahwa kapal buatan putra daerah Kalbar memiliki kualitas yang patut diperhitungkan.

"Dalam hal ini Stead Fast Marine, sebagai salah satu perusahaan galangan kapal dan beberapa perusahaan sejenis yang ada di Kalbar sudah menujukkan kemampuannya untuk memproduksi kapal berkualitas," katanya lagi.

Namun yang lebih membanggakan lagi, kata dia melanjutkan, teknisi pembuatan kapal di perusahaan itu 70 persen adalah warga lokal Kalbar.

Christiandy menambahkan, saat ini Kalbar memiliki delapan perusahaan yang memproduksi kapal dimana perusahaan tersebut rata-rata bisa memproduksi kapal antara 15 sampai 60 unit kapal setiap tahunnya.

"Kami selaku pemerintah provinsi tentu akan mendukung perusahaan-perusahaan ini agar bisa terus berkembang ke depan agar kapal buatan masyarakat Kalbar bisa lebih dikenal luas oleh negara lainnya," tuturnya.

Di tempat yang sama, Dirjen Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan, Kemenperin, Hasbi Assidiq Syamsudin mengatakan pertumbuhan industri perkapalan yang ada di tanah air saat ini memang sangat menggembirakan. Sebab hal tersebut akan lebih mempermudah industri galangan kapal nasional mendapatkan komponen yang dibutuhkan sekaligus bisa menghemat devisa dari berkurangnya impor komponen.

Menurutnya, peluang pengembangan industri komponen perkapalan di dalam negeri sangat cerah. Hal itu dikarenakan meningkatnya jumlah armada kapal di Indonesia, ditambah lagi dengan peremajaan kapal yang perlu dilakukan karena sebagian besar armada kapal berusia tua, lebih dari 30 tahun.

"Namun, perlu disadari bahwa rata-rata industri perkapalan kita masih memerlukan waktu yang cukup lama dalam pembuatan kapal. Saya ambil contoh, untuk membangun kapal tanker 10.000 DWT rata-rata perusahaan galangan kapal membutuhkan waktu 18 bulan, padahal di Hyundai, Korea Selatan, sebuah kapal tanker 260.000 DWT dapat diselesaikan hanya dalam waktu 9 bulan," katanya.

Hal itu disebabkan teknologi produksi perkapalan nasional yang masih konvensional ditambah lagi dengan ketergantungan komponen luar negeri yang berkisar 60 sampai 70 persen komponen diimpor dari luar negeri.

"Untuk itu kita harapkan ke depan akan tumbuh industri komponen kapal, agar produksi perkapalan di Indonesia bisa semakin baik. Dalam hal ini, kami dari Kementerian Perdagangan, tentu akan membantu promosi bagi perusahaan perkapalan dalam berbagai kegiatan lokal maupun internasional, agar pemasaran perkapalan ini bisa lebih baik," tuturnya.

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015