Jakarta (Antara) - Pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng menyatakan peluncuran BBM jenis pertalite RON 90 menggantikan premium RON 88, akan berpotensi mendorong naiknya harga sembako atau berbagai kebutuhan pokok.

"Penggantian premium dengan pertalite akan mendorong naiknya harga berbagai kebutuhan pokok, sehingga akan menjadi `kado` bagi umat Muslim yang akan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan 2015," kata Salamuddin Daeng saat dihubungi di Jakarta, Selasa.

Selain itu, menurut dia penggantian premium dengan pertalite juga melanggar UU APBN tentang subsidi BBM, serta akan mengurangi jatah BBM bagi masyarakat berpendapatan rendah.

"Sejak awal pemerintah sudah beritikad tidak baik, dengan menghilangkan subsidi BBM hingga 300 persen dalam APBN Perubahan 2015, sehingga akan merugikan Pertamina, dan ada skenario besar dari pemerintah untuk menghancurkan Pertamina secara sistematis," ungkapnya.

Selain itu, ada dugaan skenario besar pergantian importir yang menjual BBM ke Pertamina, dengan digantinya premium ke pertalite.

"Penggantian BBM premium akan menghilangkan hak masyarakat berpendapatan menengah ke bawah untuk mendapatkan BBM murah dan terjangkau," ujarnya.



Pewarta: Andilala

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015