Sungai Raya (Antara Kalbar) - Penghapusan subsidi BBM yang dilakukan pemerintah pusat menyebabkan semakin sulitnya kehidupan masyarakat nelayan yang ada di daerah pesisir Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat.
"Sebenarnya, saat BBM disubsidi saja masyarakat nelayan yang berada jauh dari SPBN tidak pernah menikmati BBM bersubsidi karena harga beli masyarakat dengan pengecer sangat tinggi. Dengan dihilangkannya subsidi BBM saat ini jelas semakin menyengsarakan nasib nelayan, khususnya yang ada di Kubu Raya," kata Ketua HNSI Kubu Raya, Bahtiar di Sungai Raya, Kamis.
Dia menjelaskan, saat premium Rp6.500 per liter, nelayan membeli dengan harga Rp8.500 yang didapat dari pengecer. Begitu juga solar, karena tidak ada SPBU baik di darat maupun di laut.
Kondisi itu kembali terjadi di saat pemerintahan Jokowi-JK menaikkan harga BBM. Harga BBM mahal dan sulit didapat.
"Kondisi inilah yang sangat kita sayangkan, terkesan nelayan Kubu Raya termajinalkan terhadap subsidi BBM," tuturnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya sangat berharap kepada pemerintah agar memberikan solusi maupun terobosan berbentuk program bantuan untuk membantu nelayan.
"Artinya bantuan yang diberikan bukan berupa uang, tapi berupa barang yang bersifat produktif. Sehingga nelayan dapat menangkap ikan dengan mudah dan lebih banyak," katanya.
Dia menjelaskan, belum lama ini pemerintah Kubu Raya memang telah menyalurkan bantuan bagi nelayan. Namun, karena sifatnya hanya sebagai perangsang, tanpa ada tindak lanjut program yang jelas, mengakibatkan bantuan itu tidak terlalu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Terlebih bantuan yang diberikan hanya pada beberapa nelayan, sehingga bantuannya tidak merata," kata Bahtiar.
Terkait hal tersebut, dia meminta kepada pemerintah melakukan subsidi terhadap sektor pertanian dan juga budidaya perikanan. Hal itu agar masyarakat tidak merasa terbebani dengan kenaikan harga BBM.
Dia menambahkan, begitu harga BBM naik, terjadi kenaikan harga pakan ikan dan kebutuhan pokok masyarakat. Oleh sebab itu, sangat penting pemerintah melakukan pengalihan subsidi BBM ke sektor perikanan, agar harga barang kebutuhan nelayan dapat lebih terjangkau.
"Tidak hanya itu, sulitnya mendapatkan BBM bagi warga yang tinggal di pesisir Kubu Raya, khususnya nelayan juga menjadi kendala. Untuk itu kita berharap pemerintah Kubu Raya bisa menggandeng pihak ketiga untuk membangun SPBN di daerah yang didominasi oleh masyarakat nelayan," kata Bahtiar.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Sebenarnya, saat BBM disubsidi saja masyarakat nelayan yang berada jauh dari SPBN tidak pernah menikmati BBM bersubsidi karena harga beli masyarakat dengan pengecer sangat tinggi. Dengan dihilangkannya subsidi BBM saat ini jelas semakin menyengsarakan nasib nelayan, khususnya yang ada di Kubu Raya," kata Ketua HNSI Kubu Raya, Bahtiar di Sungai Raya, Kamis.
Dia menjelaskan, saat premium Rp6.500 per liter, nelayan membeli dengan harga Rp8.500 yang didapat dari pengecer. Begitu juga solar, karena tidak ada SPBU baik di darat maupun di laut.
Kondisi itu kembali terjadi di saat pemerintahan Jokowi-JK menaikkan harga BBM. Harga BBM mahal dan sulit didapat.
"Kondisi inilah yang sangat kita sayangkan, terkesan nelayan Kubu Raya termajinalkan terhadap subsidi BBM," tuturnya.
Untuk itu, kata dia, pihaknya sangat berharap kepada pemerintah agar memberikan solusi maupun terobosan berbentuk program bantuan untuk membantu nelayan.
"Artinya bantuan yang diberikan bukan berupa uang, tapi berupa barang yang bersifat produktif. Sehingga nelayan dapat menangkap ikan dengan mudah dan lebih banyak," katanya.
Dia menjelaskan, belum lama ini pemerintah Kubu Raya memang telah menyalurkan bantuan bagi nelayan. Namun, karena sifatnya hanya sebagai perangsang, tanpa ada tindak lanjut program yang jelas, mengakibatkan bantuan itu tidak terlalu dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
"Terlebih bantuan yang diberikan hanya pada beberapa nelayan, sehingga bantuannya tidak merata," kata Bahtiar.
Terkait hal tersebut, dia meminta kepada pemerintah melakukan subsidi terhadap sektor pertanian dan juga budidaya perikanan. Hal itu agar masyarakat tidak merasa terbebani dengan kenaikan harga BBM.
Dia menambahkan, begitu harga BBM naik, terjadi kenaikan harga pakan ikan dan kebutuhan pokok masyarakat. Oleh sebab itu, sangat penting pemerintah melakukan pengalihan subsidi BBM ke sektor perikanan, agar harga barang kebutuhan nelayan dapat lebih terjangkau.
"Tidak hanya itu, sulitnya mendapatkan BBM bagi warga yang tinggal di pesisir Kubu Raya, khususnya nelayan juga menjadi kendala. Untuk itu kita berharap pemerintah Kubu Raya bisa menggandeng pihak ketiga untuk membangun SPBN di daerah yang didominasi oleh masyarakat nelayan," kata Bahtiar.
(KR-RDO/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015