Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Badan Pusat Statistik Kota Pontianak Badar menyatakan, kenaikan indeks di enam kelompok pengeluaran membuat angka inflasi pada April 2015 menjadi 0,55 persen dengan indek harga konsumen sebesar 125,11.
"Inflasi sebesar 0,55 persen tersebut terjadi karena kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran," kata Badar saat menyampaikan berita resmi statistik di Pontianak, Senin.
Keenam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan, yakni makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 1,10 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,85 persen; sandang mengalami 1,81 persen; kesehatan 0,85 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,02 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 1,54 persen.
"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni bahan makanan minus sebesar 0,47 persen," ungkap Badar.
Tingkat inflasi tahun kalender April 2015 sebesar 2,36 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2015 terhadap April 2014 sebesar 9,72 persen), kata Badar.
Data BPS Kalbar mencatat, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan indeks sepanjang April 2015, diantaranya BBM jenis premium, beras, rokok kretek, bawang merah, ikan kembung, sawi hijau, kue kering berminyak, kangkung, dan bahan bakar rumah tangga, serta gula pasir.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya, kayu lapis, minyak goreng, cumi-cumi, telepon seluler, tarif listrik, daging ayam ras, cabai rawit, jeruk, beras, dan telur ayam ras, kata Badar.
Sementara itu, perbandingan antarkota di Indonesia pada April 2015, dari 82 kota, tercatat 71 kota mengalami inflasi, dan 11 kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,31 persen, dan terendah di Kota Cilacap sebesar 0,02 persen. Kemudian deflasi tertinggi di Kota Manokwari minus 0,69 persen, dan terendah di Kota Sukabumi minus 0,03 persen," ujar Badar.
Perbandingan inflasi di antar kota di Pulau Kalimantan, tertinggi di Kota Pontianak sebesar 0,55 persen; disusul Sampit 0,52 persen; Tanjung 0,40 persen; Banjarmasin 0,38 persen; Samarinda 0,24 persen; Tarakan 0,21 persen; Singkawang dan Palangkaraya masing-masing 0,08 persen, sementara di Balikpapan minus sebesar 0,32 persen, kata Kepala BPS Kalbar.
(U.A057/B/T011/T011) 04-05-2015 16:34:40
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Inflasi sebesar 0,55 persen tersebut terjadi karena kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran," kata Badar saat menyampaikan berita resmi statistik di Pontianak, Senin.
Keenam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan, yakni makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik sebesar 1,10 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,85 persen; sandang mengalami 1,81 persen; kesehatan 0,85 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,02 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 1,54 persen.
"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni bahan makanan minus sebesar 0,47 persen," ungkap Badar.
Tingkat inflasi tahun kalender April 2015 sebesar 2,36 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2015 terhadap April 2014 sebesar 9,72 persen), kata Badar.
Data BPS Kalbar mencatat, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan indeks sepanjang April 2015, diantaranya BBM jenis premium, beras, rokok kretek, bawang merah, ikan kembung, sawi hijau, kue kering berminyak, kangkung, dan bahan bakar rumah tangga, serta gula pasir.
Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya, kayu lapis, minyak goreng, cumi-cumi, telepon seluler, tarif listrik, daging ayam ras, cabai rawit, jeruk, beras, dan telur ayam ras, kata Badar.
Sementara itu, perbandingan antarkota di Indonesia pada April 2015, dari 82 kota, tercatat 71 kota mengalami inflasi, dan 11 kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 1,31 persen, dan terendah di Kota Cilacap sebesar 0,02 persen. Kemudian deflasi tertinggi di Kota Manokwari minus 0,69 persen, dan terendah di Kota Sukabumi minus 0,03 persen," ujar Badar.
Perbandingan inflasi di antar kota di Pulau Kalimantan, tertinggi di Kota Pontianak sebesar 0,55 persen; disusul Sampit 0,52 persen; Tanjung 0,40 persen; Banjarmasin 0,38 persen; Samarinda 0,24 persen; Tarakan 0,21 persen; Singkawang dan Palangkaraya masing-masing 0,08 persen, sementara di Balikpapan minus sebesar 0,32 persen, kata Kepala BPS Kalbar.
(U.A057/B/T011/T011) 04-05-2015 16:34:40
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015