Bandung (ANTARA News) - Institut Teknologi Bandung (ITB) mengevaluasi Program Afirmasi Pendidikan Tinggi agar calon mahasiswa yang diterima bisa memenuhi standarisasi dan mengikuti perkuliahan hingga tuntas di perguruan tinggi negeri ini.
"Sekitar empat tahun lalu, kami menerima 15 orang mahasiswa program afirmasi yang diadakan Dikti dari Indonesia Timur, namun karena seleksinya tidak cermat maka mereka berguguran sejak awal perkulihan. Jadi, hal tersebut menjadi pelajaran bagi kami dalam program ini," kata Wakil Rektor Bidang Akademik ITB Prof Bermawi P Iskandar di Bandung, Kamis.
Program Afirmasi Pendidikan Tinggi yang digulirkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bukan sekadar program keberpihakan pemerintah untuk daerah Indonesia Timur, namun juga sebuah transformasi akademis.
Ia menuturkan, salah satu bentuk evaluasi itu adalah pada tahun ajaran ini setiap calon mahasiswa dari program ini tetap harus menempuh tes seleksi resmi seperti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
"Sebelumnya, pada program afirmasi kami tidak tahu seperti apa kemampuan calon mahasiswa tersebut. Jadi, itu menjadi pengalaman berharga bagi kami," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, setiap calon mahasiswa program afirmasi yang dinyatakan lulus akan mendapatkan pendampingan langsung dari ITB.
"Ini dilakukan agar kami bisa memantau dan tahu kemampuan akademiknya seperti apa," kata dia.
Menurut dia, saat ini ada sekitar 30 orang mahasiswa program afirmasi di ITB dan dua atau tiga tahun lagi mereka akan wisuda program strata satu (S1).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Sekitar empat tahun lalu, kami menerima 15 orang mahasiswa program afirmasi yang diadakan Dikti dari Indonesia Timur, namun karena seleksinya tidak cermat maka mereka berguguran sejak awal perkulihan. Jadi, hal tersebut menjadi pelajaran bagi kami dalam program ini," kata Wakil Rektor Bidang Akademik ITB Prof Bermawi P Iskandar di Bandung, Kamis.
Program Afirmasi Pendidikan Tinggi yang digulirkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bukan sekadar program keberpihakan pemerintah untuk daerah Indonesia Timur, namun juga sebuah transformasi akademis.
Ia menuturkan, salah satu bentuk evaluasi itu adalah pada tahun ajaran ini setiap calon mahasiswa dari program ini tetap harus menempuh tes seleksi resmi seperti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
"Sebelumnya, pada program afirmasi kami tidak tahu seperti apa kemampuan calon mahasiswa tersebut. Jadi, itu menjadi pengalaman berharga bagi kami," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, setiap calon mahasiswa program afirmasi yang dinyatakan lulus akan mendapatkan pendampingan langsung dari ITB.
"Ini dilakukan agar kami bisa memantau dan tahu kemampuan akademiknya seperti apa," kata dia.
Menurut dia, saat ini ada sekitar 30 orang mahasiswa program afirmasi di ITB dan dua atau tiga tahun lagi mereka akan wisuda program strata satu (S1).
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015