Sambas (Antara Kalbar) - Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Sambas, Sehan A Rahman mendesak agar Pasar Inpres Sambas segera direhab mengingat kondisinya yang sudah tidak layak terlebih ada satu bangunan yang roboh.
    
"Memang kalau dilihat bangunan pasar ini kalau dari  kayu sehingga sangat riskan, kalau kayu," kata Sehan di Sambas.
    
Ia mengatakan bangunan yang roboh setelah 7 tahun dibangun ini dikarenakan struktur bangunan dibangun dari kayu sehingga wajar riskan roboh. "Kalau bangunan dari beton, roboh 7 tahun memang tidak layak,"ujarnya.
    
Kendati demikian ia mengatakan kejadian seperti ini haruslah diantisipasi agar tidak terulang. Dan  syukurnya, ia mengatakan  Pemkab Sambas sudah akan menganggarkan rehab pasar segera dalam tahun ini.
    
"Sehingga seperti bangunan atas (lantai dua) yang sudah kita lihat di depan mata, lantai agar tidak menimbulkan korban memang harus direhab abis, sehingga cor lantai kedua juga harus dibongkar," jelasnya. Ke depan, bangunan ini dapat permanen dan aman digunakan bagi keselamatan pedagang dan pengunjung.
    
"Jadi kita tidak ada menyalahkan siapa-siapa. Kalau memang tadi bangunan baru setahun atau dua tahun bangunan, memang akan kita kejar siapa pemborongnya, apalagi ini kayu," kata dia.
    
Terkait  masalah retribusi, ia meminta pihak terkait dapat menertibkan kembali pedagang yang ada sehingga bermanfaat bagi pemasukan pemda.
    
"Sehingga pedagang dan  pemilik konsekuen untuk membayar retribusi, untuk pemasukan Kabupaten Sambas," ujar dia.
    
Lantaran saat ini, dia menilai kondisi retribusi pasar ini semrawut sehingga harus ditertibkan kembali seperti sedia kala.
    
"Sehingga nanti ketika bangunan sudah bagus, silakan masyarakat kita beraktifitas mencari rejeki,"tukasnya.
    
Tanpa bermaksud melarang alasan pedagang mencari rejeki, namun ia juga meminta pedagang mengikuti aturan pemda terkait.
    
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Kumindag Kabupaten Sambas, Nisa Azwarita mengatakan pihaknya sebetulnya telah lama memberikan peringatan kepada pedagang di pasar inpres ini untuk mengosongkan tempat.
    
"Kalau ruko-ruko ujung bahkan kita sudah peringatkan sejak tahun lalu untuk mengosongkan tempat," kata dia. Terutama setelah robohnya bagian pasar akhir tahun lalu dan sempat menimpa bagian rumah bidan didekat bangunan pasar.
   
"Karena ini roboh dan kita mau rehab lagi, sejak tanggal 20 Mei kemarin kita kembali minta mereka mengosongkan, sehingga sebenarnya sekarang ini batas terakhir," jelas Nisa.     Namun lantaran alasan belum menemukan tempat, pedagang kembali meminta tenggat waktu sepekan lagi. Pihaknya menjelaskan bahwa tingkat kerapuhan bangunan sudah sangat parah sekali.
    
"Sehingga kalau ada hujan deras, takutnya ambruk lagi," ujar dia. Namun dikarenakan pedagang memaksa meminta tenggat waktu sepekan, sehingga pihaknya hanya akan memberikan waktu sepekan kedepan agar kesemua pedagang dapat mengembalikan kunci ruko ke Kumindag.
    
"Kita tidak ada biaya lokasi, terserah mau pindah kemana, dan setelah rehab baru akan kita panggil kembali untuk menempati,"jelasnya.
    
Menjawab pertanyaan masyarakat tentang ambruknya bangunan kendati belum 10 tahun lamanya  dibangun, tepatnya sejak 2008, dengan anggaran sekitar Rp900 juta, Nisa mengatakan dikarenakan bangunan dengan struktur Dak melekat ke kayu. Sehingga ketika terkena rembesan air hujan menyebabkan bangunan cepat lapuk.
    
"Tapi di bagian lain tidak, hanya di bagian daknya saja," jelasnya. Pihaknya menganggarkan sekitar Rp500 juta untuk rehab ulang bangunan Pasar Inpres Sambas atau yang dikenal Pasar Songket Sambas ini.

Pewarta: Nova

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015