Pontianak (Antara Kalbar) - Dari panjang sekitar 47 kilometer jalan yang menghubungkan kota Kecamatan Paloh dengan Desa Temajuk, Kabupaten Sambas yang berbatasan langsung dengan Teluk Melano, Malaysia, kini tinggal sekitar 27 kilometer lagi yang belum beraspal.
"Kami berharap pemerintah segera menuntaskan pembangunan, berupa mengaspal sekitar 27 kilometer lagi jalan yang belum beraspal itu, sehingga jalan yang menghubungkan kota Kecamatan Paloh dengan desa kami, Temajuk sudah beraspal semua," kata Kepala Desa Temajuk, Mulyadi saat dihubungi di Sambas, Senin.
Ia menjelaskan, dalam dua atau tiga tahun terakhir, Desa Temajuk sudah tidak lagi terisolir dengan telah dibangunnya jalan darat dari kota Kecamatan Paloh menuju desanya.
"Dulu sebelum jalan itu dibangun pemerintah, kami sangat kesulitan untuk membeli sembako ke kota kecamatan, karena harus melewati pinggir pantai, sehingga hanya bisa dilewati pada kondisi air surut. Kini alhamdulillah sudah bisa dilalui menggunakan jalan darat, sehingga sekitar 500 KK warga kami tidak lagi tergantung ke negara tetangga," ungkap Mulyadi.
Selain itu, menurut dia dampak dari dibukanya akses jalan tersebut, juga berdampak pada perekonomian masyarakat Desa Temajuk.
"Kalau dulu para petani yang mau menjual hasil pertanian lada mereka sering dibohongi oleh para tengkulak, kini, kami dengan mudah menjualnya langsung ke Kota Sambas dengan harga sekarang Rp180 ribu untuk lada putih," katanya.
Dalam kesempatan itu, kepala desa dua periode itu, mengucapkan syukurnya atas mulai diperhatikannya nasib mereka yang tinggal di perbatasan atau dengan sebutan "Ekor Borneo" itu.
"Kini kondisi jalan lingkung di Desa Temajuk sepanjang enam kilometer sudah beraspal semua. Malah kondisinya lebih bagus dari jalan lingkung di Kampung/Desa Teluk Melano, Malaysia," ujarnya.
Sementara itu, menurut Mulyadi untuk energi listrik di desanya masih menggunakan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) yang kapasitasnya masih kecil, sehingga hanya bisa mengalir pada malam hari saja, dan yang baru dilayani baru sekitar 99 KK.
"Untuk jaringan telepon genggam juga masih terbatas, hanya untuk kuota 50 telepon saja dalam waktu bersamaan. Kami minta untuk fasilitas listrik dan jaringan telepon tersebut dilakukan penambahan," ujarnya.
(U.A057/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Kami berharap pemerintah segera menuntaskan pembangunan, berupa mengaspal sekitar 27 kilometer lagi jalan yang belum beraspal itu, sehingga jalan yang menghubungkan kota Kecamatan Paloh dengan desa kami, Temajuk sudah beraspal semua," kata Kepala Desa Temajuk, Mulyadi saat dihubungi di Sambas, Senin.
Ia menjelaskan, dalam dua atau tiga tahun terakhir, Desa Temajuk sudah tidak lagi terisolir dengan telah dibangunnya jalan darat dari kota Kecamatan Paloh menuju desanya.
"Dulu sebelum jalan itu dibangun pemerintah, kami sangat kesulitan untuk membeli sembako ke kota kecamatan, karena harus melewati pinggir pantai, sehingga hanya bisa dilewati pada kondisi air surut. Kini alhamdulillah sudah bisa dilalui menggunakan jalan darat, sehingga sekitar 500 KK warga kami tidak lagi tergantung ke negara tetangga," ungkap Mulyadi.
Selain itu, menurut dia dampak dari dibukanya akses jalan tersebut, juga berdampak pada perekonomian masyarakat Desa Temajuk.
"Kalau dulu para petani yang mau menjual hasil pertanian lada mereka sering dibohongi oleh para tengkulak, kini, kami dengan mudah menjualnya langsung ke Kota Sambas dengan harga sekarang Rp180 ribu untuk lada putih," katanya.
Dalam kesempatan itu, kepala desa dua periode itu, mengucapkan syukurnya atas mulai diperhatikannya nasib mereka yang tinggal di perbatasan atau dengan sebutan "Ekor Borneo" itu.
"Kini kondisi jalan lingkung di Desa Temajuk sepanjang enam kilometer sudah beraspal semua. Malah kondisinya lebih bagus dari jalan lingkung di Kampung/Desa Teluk Melano, Malaysia," ujarnya.
Sementara itu, menurut Mulyadi untuk energi listrik di desanya masih menggunakan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) yang kapasitasnya masih kecil, sehingga hanya bisa mengalir pada malam hari saja, dan yang baru dilayani baru sekitar 99 KK.
"Untuk jaringan telepon genggam juga masih terbatas, hanya untuk kuota 50 telepon saja dalam waktu bersamaan. Kami minta untuk fasilitas listrik dan jaringan telepon tersebut dilakukan penambahan," ujarnya.
(U.A057/I006)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015