Denpasar (Antara Kalbar) - Duta kesenian Kabupaten Bangli, Sanggar Sudamala, menyuguhkan seni karawitan klasik pada hari keenam Pesta Kesenian Bali ke-37 di Taman Budaya, Denpasar, Kamis.
Pembina Sanggar Sudamala Made Ivan Gaing ingin melestarikan kesenian karawitan klasik yang sekarang kurang diminati kaum muda lewat pementasan itu.
Ia kemudian menjelaskan bahwa karawitan klasik daerah Bangli disebut bebonangan, yang merupakan perpaduan harmonis antara bunyi gamelan reong dan alunan cengceng.
Alunan irama gamelan bebonangan, ia melanjutkan, lebih mirip dengan alunan gamelan gong gede, jenis gamelan yang digunakan pada upacara keagamaan umat Hindu untuk Dewa Yadnya.
"Gamelan bebonangan memiliki pakem yang berbeda dengan blaganjur, terutama dalam hal ritme dan alunan alat musik cengceng yang dipakai mengiringi alunan alat musik reong," kata Made Ivan Gaing.
Ivan Gaing mengatakan sanggarnya menampilkan pertunjukan bebonangan agar masyarakat Bali tidak melupakan salah satu warisan karawitan tertua di Bali yang kini kalah populer dengan tetabuhan lain seperti gong kebyar dan bleganjur karena jarang dipentaskan di ajang-ajang besar tingkat provinsi.
Wayan Labda (60), penonton pementasan kesenian karawitan klasik di kalangan Angsoka, menyukai pertunjukan karawitan klasik itu dan berharap bisa menyaksikan semua jenis karawitan khas Bali di festival kesenian itu.
(T.KR-LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015