Sintang (Antara Kalbar) - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Sintang, Abdurrani mengaku pusing, jika harus terus "kucing-kucingan" dengan para PKL di Jalan Katamso.
"Memang begitulah para PKL. Mereka selalu kucing-kucingan dengan kami. Kalau kami razia pagi, PKL buka lapak sore hari. Kalau kami razia sore, mereka jualan pagi," katanya ditemui Selasa.
Meski harus terus menerus kucing-kucingan dengan para PKL, Kasat Pol PP Kabupaten Sintang ini berjanji akan tetap menjaga Jalan Katamso agar tidak dipenuhi oleh PKL seperti dulu.
"Kami melarang PKL berjualan secara permanen di Jalan Katamso. Kami larang mereka buat lapak permanen. Tapi kalau mereka berjualan menggunakan gerobak, dengan catatan habis berjualan gerobaknya dibawa pulang, itu masih dalam batas toleransi kami," ujarnya.
Dia mengancam akan langsung membongkar jika para PKL mendirikan bangunan permanen di Jalan Katamso. Dia mengakui, sulitnya mengatur PKL karena memang Pemkab Sintang belum menyediakan tempat bagi mereka.
"Untuk sekarang ini, silakanlah PKL pandai makan, pandai nyimpan-lah. Jangan sampailah PKL membuat suasana yang tidak tertib," imbaunya.
Abdurrani mengatakan, Kota Sintang harusnya memiliki kawasan untuk para PKL. Dikatakan dia, Sintang merupakan satu-satunya kabupaten di Kalbar yang tidak memiliki alun-alun kota untuk para PKL. Dia mengatakan, pihaknya sebenarnya punya konsep pembuatan alun-alun untuk PKL yang sudah ditawarkan ke bupati. Abdurrani menyarankan, jika Bandara Susilo sudah tidak lagi digunakan, maka landasan pacu yang berada di tepi Sungai Melawi dapat dijadikan alun-alun kota untuk para PKL berjualan.
"Masak Sintang kalah dengan Melawi. Pinoh saja ada alun-alun," katanya.
Dia menilai landasan pacu Bandara Susilo yang persis menghadap ke Sungai Melawi itu sangat cocok dijadikan alun-alun. Nanti jalan yang melingkar landasan pacu tersebut dibuat menjadi lurus saja seperti semula.
(Faiz/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Memang begitulah para PKL. Mereka selalu kucing-kucingan dengan kami. Kalau kami razia pagi, PKL buka lapak sore hari. Kalau kami razia sore, mereka jualan pagi," katanya ditemui Selasa.
Meski harus terus menerus kucing-kucingan dengan para PKL, Kasat Pol PP Kabupaten Sintang ini berjanji akan tetap menjaga Jalan Katamso agar tidak dipenuhi oleh PKL seperti dulu.
"Kami melarang PKL berjualan secara permanen di Jalan Katamso. Kami larang mereka buat lapak permanen. Tapi kalau mereka berjualan menggunakan gerobak, dengan catatan habis berjualan gerobaknya dibawa pulang, itu masih dalam batas toleransi kami," ujarnya.
Dia mengancam akan langsung membongkar jika para PKL mendirikan bangunan permanen di Jalan Katamso. Dia mengakui, sulitnya mengatur PKL karena memang Pemkab Sintang belum menyediakan tempat bagi mereka.
"Untuk sekarang ini, silakanlah PKL pandai makan, pandai nyimpan-lah. Jangan sampailah PKL membuat suasana yang tidak tertib," imbaunya.
Abdurrani mengatakan, Kota Sintang harusnya memiliki kawasan untuk para PKL. Dikatakan dia, Sintang merupakan satu-satunya kabupaten di Kalbar yang tidak memiliki alun-alun kota untuk para PKL. Dia mengatakan, pihaknya sebenarnya punya konsep pembuatan alun-alun untuk PKL yang sudah ditawarkan ke bupati. Abdurrani menyarankan, jika Bandara Susilo sudah tidak lagi digunakan, maka landasan pacu yang berada di tepi Sungai Melawi dapat dijadikan alun-alun kota untuk para PKL berjualan.
"Masak Sintang kalah dengan Melawi. Pinoh saja ada alun-alun," katanya.
Dia menilai landasan pacu Bandara Susilo yang persis menghadap ke Sungai Melawi itu sangat cocok dijadikan alun-alun. Nanti jalan yang melingkar landasan pacu tersebut dibuat menjadi lurus saja seperti semula.
(Faiz/N005)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015