Pontianak (Antara Kalbar) - Meningkatnya permintaan kopi baik di pasar dunia maupun domestik dalam beberapa tahun terakhir belum diikuti peningkatan kesejahteraan petani kopi di Indonesia, kata Chairman Kopi Rakyat, Yohanes Mangitung.

"Produsen kopi baik besar maupun kecil harus turut memikirkan kesejahteraan petani dan keluarganya," ujar Yohanes Mangitung saat dihubungi di Pontianak, Sabtu.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan petani kopi adalah dengan memberi harga yang pantas.Selain itu, mengedukasi petani dalam mengolah biji kopi yang baik. Menurut Yohanes Mangitung, Kopi Rakyat yang baru berdiri awal tahun ini dan selaku penyedia biji kopi Indonesia yang mengusung perdagangan langsung ke petani kopi, mencoba menerapkan konsep itu.

"Jadi, tidak hanya bertujuan memberikan harga yang pantas, namun juga mengedukasi mereka agar hasilnya maksimal," ujar dia.

Ia mengikutsertakan anggota keluarga petani seperti para wanita dalam komunitas cara memilah antara biji kopi yang baik dan buruk, fermentasi, dan pentingnya kebersihan agar kopi tidak terkontaminasi. "Akhirnya, Kopi Rakyat berharap para petani dapat menghasilkan biji kopi yang berkualitas," katanya menegaskan.

Ia yakin, kalau kualitas kopi dapat dijaga tentunya para petani Indonesia dapat lebih dihargai di pasar global. Sedangkan harga yang pantas akan membuat perbedaan nyata dalam kehidupan banyak petani.

"Kopi Rakyat hadir karena kami menyadari bahwa menjaga kualitas kopi saja tidak cukup. Kita juga harus menjaga komunitas yang ada di dalamnya agar kesinambungan dapat terus terlaksana," kata Yohanes.

Permintaan kopi dunia dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan perwakilan International Coffee Organization (ICO) dalam wawancaranya dengan Wall Street Journal baru-baru ini mengatakan bahwa akan terjadi peningkatan permintaan kopi hingga 25 persen dalam lima tahun kedepan.

Sementara di pasar domestik, tren tingginya permintaan kopi terlihat dari menjamurnya cafe-cafe di perkotaan dan meningkatnya warung kopi sederhana di daerah. Gaya hidup minum kopi juga bisa dikatakan kian mengakar di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Namun meningkatnya permintaan kopi sayangnya tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan petani kopi. Di Toraja contohnya, ada banyak petani kopi yang terpaksa berhenti menanam kopi dan mencari sumber penghasilan lain karena permainan harga kopi oleh tengkulak yang cukup "mencekik" para petani.

Anis, salah seorang petani kopi di daerah Toraja menuturkan, kopi sebagai sumber utama penghasilan namun ketika harga tidak stabil tentunya mempengaruhi kehidupan mereka.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015