Pontianak (Antara Kalbar) - Program Peduli meluncurkan film dokumenter singkat berjudul "Pekerja Anak: Kisah Inklusif dari Sambas", dalam rangka Hari Anak Nasional 2015.
    Film tersebut berkisah tentang apa yang telah dilakukan oleh sebuah komunitas dalam menghadapi fenomena pekerja anak di perkebunan yang selama ini seolah tersembunyi. Komunitas tersebut terletak di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
    Film inspiratif berdurasi 3,5 menit ini bercerita tentang pekerja anak dari sudut pandang Iskak, ayah tiga anak. Iskak merupakan mantan pekerja anak. Ia mengisahkan bahwa masih banyak anak Indonesia yang bekerja karena berbagai faktor, mulai dari ekonomi, geografis, hingga rendahnya pemahaman akan pentingnya pendidikan.
    Setelah masa kecilnya dihabiskan dengan bekerja untuk menyambung hidup, Iskak bertekad untuk berjuang agar generasi selanjutnya tidak mengalami hal serupa.
    Bersama Komite Pendidikan Masyarakat Desa (KPMD), ia melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya mencegah anak putus sekolah dan melindungi anak dari pekerjaan orang dewasa.
    Ia mengajak perusahaan-perusahaan sawit di Desa Sei Deden, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, untuk menyediakan berbagai fasilitas yang dapat mewujudkan hal tersebut. Dalam Konvensi International Labour Organization (ILO) 182, pekerjaan di sektor perkebunan dikategorikan sebagai Bentuk Terburuk Pekerja Anak (BPTA) karena terpapar pestisida, tak terlindungi, dan terekslusi. Tidak ada toleransi untuk jenis pekerjaan ini bagi anak.
    Usaha-usaha yang dilakukan Iskak memberikan contoh nyata bagaimana praktik inklusi sosial dapat dilakukan dengan dukungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pemerintah daerah, dan masyarakat sekitar.
    Film ini tersedia secara daring (online) melalui kanal Youtube Program Peduli, dilengkapi dengan teks bahasa Indonesia untuk rekan-rekan disabilitas di Indonesia dan teks bahasa Inggris untuk khalayak internasional.
    Program Peduli adalah program di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) yang menggunakan pendekatan inklusi sosial sebagai usaha untuk memberdayakan masyarakat marjinal, meningkatkan kesejahteraan, dan memberantas kemiskinan. Gerakan peduli inklusi sosial dapat diakses melalui situs programpeduli.org serta jejaring sosial Facebook, Twitter, Youtube, dan Instagram.

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015