Palembang (Antara Kalbar) - PT Pupuk Sriwidjaja saat ini tengah menyiapkan satu dermaga baru untuk mendukung kegiatan pemasaran pupuk urea bersubsdi kepada petani di sejumlah provinsi Tanah Air serta meningkatkan pemasaran pupuk dan amonia secara komersial.

"Produksi pupuk urea dan amonia pada tahun 2016 diperkirakan akan meningkat seiring selesainya pembangunan satu pabrik baru proyek revitalisasi pabrik tua," kata Manajer Hubungan Masyarakat PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Sulfa Ghanie di Palembang, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa dengan adanya peningkatan produksi itu perlu diimbangi dengan tersedianya sarana pemasaran baru seperti dermaga pengapalan pupuk dan amonia.

Ia mengatakan bahwa sekarang ini perusahaan sedang melakukan pembangunan satu pabrik baru, yakni Pusri 2B yang merupakan proyek revitalisasi pabrik yang usianya paling tua, yakni Pusri 2 dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 907.500 ton urea per tahun.

Kegiatan pembangunan pabrik baru yang dimulai pada pertengahan 2013 itu hingga kini berjalan sesuai rencana, jika proses pembangunannya berjalan lancar diperkirakan sudah mulai berproduksi pada akhir 2015 ini dan mampu mendongkrak produksi urea hingga 2,61 juta ton per tahun pada 2016, ujar Sulfa.

Menurut dia, untuk memasarkan pupuk urea bersubsdi kepada petani di sejumlah provinsi Tanah Air serta pupuk dan amonia komersial ke perusahaan swasta di dalam dan luar negeri menggunakan angkutan darat dan laut.

Selain melalui jalur darat dengan menggunakan truk, perusahaan memasarkan atau mengeluarkan hasil produksi dari pabrik di Palembang ke pelanggan di dalam dan luar negeri melalui jalur laut dengan didukung lima dermaga untuk kepentingan sendiri (DUKS).

Kelima dermaga tersebut yakni dua dermaga untuk pemuatan pupuk urea curah yang masing-masing dilengkapi dengan "Quadrant Ship Loader/QSL" dan "Portal Scrapper/PS".

Kemudian dua dermaga untuk pemuatan pupuk urea kantong yang masing-masing dilengkapi dengan "Bag Ship Loader/BSL", serta satu dermaga untuk pemuatan amonia curah yang berdampingan dengan pemuatan pupuk urea secara konvensional.

Dermaga atau pelabuhan yang berada di daerah aliran Sungai Musi Palembang dengan panjang keseluruhan sekitar 760 meter itu, selain berfungsi sebagai dermaga pemuatan produk urea dan amonia, sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai pelabuhan bongkar, katanya.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa selain dermaga tersebut, kegiatan pemasaran melalui jalur laut didukung delapan armada angkutan laut milik sendiri.

Armada angkutan laut yang dimiliki PT Pusri terdiri atas tujuh kapal untuk memuat urea curah yakni KM Otong Kosasih, KM Ibrahim Zahier, KM Soemantri Brodjonegoro, KM Julianto Moeliodihardjo, KM Muchtar Prabu Mangkunegara, KM Pusri Indonesia, dan KM Abusamah, serta satu unit kapal amonia curah, MT Sultan Mahmud Badaruddin II.

Dengan didukung sarana dan prasarana pemasaran tersebut pihaknya berupaya meningkatkan penyaluran pupuk bersubsidi dan pemasaran pupuk urea secara komersial di dalam negeri seperti sembilan rayon provinsi yakni Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta dan luar negeri, kata Sulfa.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015