Pontianak  (Antara Kalbar) - Kelompok transportasi udara, komunikasi dan jasa menyumbang inflasi terbesar, yakni 7,71 persen, dari total inflasi sepanjang Juli di Kota Pontianak sebesar 2,56 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat, Badar.

"Sektor angkutan udara penyumbang inflasi terbesar di Kota Pontianak, karena bertepatan dengan musim arus mudik dan balik Lebaran, serta berakhirnya libur sekolah sepanjang bulan Juli," kata Badar saat menyampaikan berita resmi statistik di Pontianak, Senin.

BPS Kalbar mencatat, angka inflasi sepanjang Juli di Kota Pontianak berada nomor urut kedua tertinggi di Indonesia, setelah Kota Pangkal Pinang.

Badar menjelaskan kenaikan inflasi di Kota Pontianak dipicu oleh kenaikan indeks pada enam kelompok pengeluaran, yakni tertinggi disumbang oleh kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 7,71 persen, disusul bahan makanan 3,63 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,84 persen, makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,62 persen, sandang 0,49 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,21 persen.

"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, hanya kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga minus sebesar 0,17 persen," ungkap Badar.

Ia menjelaskan tingkat inflasi tahun kalender Juli 2015 sebesar 6,28 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun, yakni Juli 2015 terhadap Juli 2014 sebesar 10,44 persen.

"Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain angkutan udara, kacang panjang, udang basah, tukang bukan mandor, ikan kembung, kangkung, bayam, wortel, sewa rumah, dan ketimun," ujarnya.

Kemudian komoditas yang mengalami penurunan harga, yakni cabai merah, susu bubuk, nenas, emas perhiasan, gaun terusan, ikan tongkol, televisi bewarna, minyak goreng, dan sawi hijau, katanya.

Sementara itu, perbandingan antarkota di Indonesia pada Juni 2015, dari 82 kota, tercatat 80 kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi.

"Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal pinang sebesar 3,18 persen dan terendah di Pematang Siantar sebesar 0,06 persen. Kemudian deflasi tertinggi di Kota Merauke minus 0,65 persen dan terendah di Kota Tanjung Pandan minus 0,48 persen,"ujar Badar.

Perbandingan inflasi di antar kota di Pulau Kalimantan, tertinggi di Kota Pontianak 2,56 persen, disusul Balikpapan 2,04 persen, Singkawang 1,29 persen, Tarakan 1,4 persen, Banjarmasin 1,14 persen, Samarinda 1,03 persen, Palangkaraya 0,94 persen, Sampit 0,89 persen dan terendah di Kota Tanjung 0,88 persen, kata Kepala BPS Provinsi Kalbar.


(U.A057/E008)

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015