Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat Sustyo Iriyono menyatakan, kebakaran puluhan hektare lahan di kawasan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Selasa (1/9) telah menyebabkan semakin tebalnya kabut asap kemarin dan hari ini.

"Ada sekitar 30 hektare lahan masyarakat yang terbakar kemarin, sehingga Manggala Agni, Satgas Karhutla Polda Kalbar dan dibantu sembilan unit mobil pemadam milik Yayasan Pemadam Kebakaran berusaha memadamkannya, sehingga berhasil memadamkan titik api tersebut hingga 80 persen," kata Sustyo Iriyono di Pontianak, Rabu.

Ia menjelaskan, pihaknya sempat kesulitan dalam memadamkan titik api tersebut, karena terkendala kesulitan air, sehingga harus menunggu air pasang baru bisa efektif melakukan pemadaman sehingga sampai malam hari, dan hari ini juga dilanjutkan.

"Ada beberapa titik api yang dilakukan pemadaman kemarin dan hari ini, dan juga dibantu oleh dua 'helicopter water bomber' untuk memadamkan titik api tersebut," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala BKSDA Kalbar kembali mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan pertanian atau lahan lainnya dengan cara dibakar, karena akan semakin menambah tebalnya kabut asap pada musim kemarau ini.

Kabut asap yang menebal dalam dua hari ini juga mengakibatkan belasan jadwal penerbangan di Bandara Supadio tertunda.

Sementara itu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Pontianak menyatakan saat ini kualitas udara yang ditunjukkan melalui Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota itu sudah masuk kategori tidak sehat sejak beberapa hari terakhir, akibat semakin tebalnya kabut asap dampak dari terbakarnya lahan gambut dan hutan di Kalimantan Barat.

"Udara mulai masuk kategori tidak sehat mulai pukul 24.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB, sehingga masyarakat sebaiknya tidak keluar rumah kalau memang tidak perlu," kata Kepala Dinas BLH Kota Pontianak Multi Junto Batarendro.

Multi menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir kualitas udara di Pontianak memang sudah tidak sehat, akibat semakin tebalnya asap dari terbakarnya lahan maupun hutan di sekitar Kota Pontianak.

Ia mengimbau, kepada masyarakat Kota Pontianak untuk mengurangi aktivitasnya di luar rumah, kalaupun terpaksa keluar rumah sebaiknya menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut.

"Lebih bagus lagi menggunakan masker yang basah sehingga bisa menyaring atau menahan partikel debu sehingga tidak masuk dalam saluran pernapasan," ujar Multi.

Dalam kesempatan itu, Kepala BLH Kota Pontianak juga meminta masyarakat, untuk tidak membakar sampah rumah tangga, sementara bagi masyarakat yang memiliki lahan pertanian untuk tidak membersihkan lahan mereka dengan cara dibakar.

(A057/N005)

Pewarta: Andilala

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015