Pontianak (Antara Kalbar) - Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menyatakan harga BBM solar subsidi harusnya diturunkan oleh Pemerintah, seiring turunnya atau masih rendahnya harga minyak mentah dunia.
"Seharusnya pemerintah bisa menurunkan harga BBM solar subsidi sebesar Rp450 per liternya, karena solar merupakan bahan bakar untuk kendaraan transportasi massal, transportasi sembako sehingga bisa memacu pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat dengan turunnya biaya logistik," kata Mamit Setiawan saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Ia berharap pada pertengahan bulan September ini pemerintah mau merevisi harga solar subsidi.
"Berdasarkan perhitungan kami, untuk harga BBM solar subsidi harusnya mengalami penurunan. Karena berdasarkan harga MOPS BBM solar periode July - Agustus 2015 rata-rata 63 dolar AS per barrel dengan kurs beli adalah Rp13,700 per dolar AS plus alpha, PPN 10 persen dan PBBKB 5 persen, maka harga solar adalah Rp7,450 per liternya," ungkapnya.
Dengan subsidi sebesar Rp1.000 per liter dari pemerintah maka harga harga keekonomian untuk solar adalah Rp6.450 per liter. Saat ini harga BBM solar subsidi yang dijual di SPBU-SPBU adalah Rp6.900 per liternya, katanya.
Dalam kesempatan itu, Mamit menambahkan ditengah harga minyak mentah dunia yang masih rendah, desakan masyarakat kepada pemerintah agar menurunkan harga BBM premium RON 88 dan solar subsidi sangat besar.
Sesuai dengan Permen ESDM No. 39/2014 dimana harus dilakukan evaluasi harga terhadap BBM premium RON 88 dan solar subsidi setiap satu bulan sekali atau disesuaikan dengan keadaan tertentu maka awal bulan kemarin seharusnya ada perubahan harga, katanya.
"Namun ternyata pemerintah tidak bergeming untuk melakukan penurunan harga dengan alasan bahwa untuk mengurangi kerugian Pertamina serta menurut perhitungan pemerintah harga keekonomian untuk BBM premium RON 88 masih diangka Rp7.700 per liternya," ujarnya.
Memang, menurut dia berdasarkan perhitungannya dengan harga MOPS untuk premium RON 88 rata-rata peroide Juli - Agustus 2015 sebesar 68 dolar AS per barrel dan kurs Rp13.700 per dolar plus dengan Alpha serta PPN 10 persen, dan PBBKB 5 persen, harga BBM premium RON 88 masih diangka Rp7.800 per liter. "Jadi masih bisa kita maklumi bahwa BBM premium RON 88 harganya tidak turun," katanya.
(U.A057/Y008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015
"Seharusnya pemerintah bisa menurunkan harga BBM solar subsidi sebesar Rp450 per liternya, karena solar merupakan bahan bakar untuk kendaraan transportasi massal, transportasi sembako sehingga bisa memacu pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat dengan turunnya biaya logistik," kata Mamit Setiawan saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Ia berharap pada pertengahan bulan September ini pemerintah mau merevisi harga solar subsidi.
"Berdasarkan perhitungan kami, untuk harga BBM solar subsidi harusnya mengalami penurunan. Karena berdasarkan harga MOPS BBM solar periode July - Agustus 2015 rata-rata 63 dolar AS per barrel dengan kurs beli adalah Rp13,700 per dolar AS plus alpha, PPN 10 persen dan PBBKB 5 persen, maka harga solar adalah Rp7,450 per liternya," ungkapnya.
Dengan subsidi sebesar Rp1.000 per liter dari pemerintah maka harga harga keekonomian untuk solar adalah Rp6.450 per liter. Saat ini harga BBM solar subsidi yang dijual di SPBU-SPBU adalah Rp6.900 per liternya, katanya.
Dalam kesempatan itu, Mamit menambahkan ditengah harga minyak mentah dunia yang masih rendah, desakan masyarakat kepada pemerintah agar menurunkan harga BBM premium RON 88 dan solar subsidi sangat besar.
Sesuai dengan Permen ESDM No. 39/2014 dimana harus dilakukan evaluasi harga terhadap BBM premium RON 88 dan solar subsidi setiap satu bulan sekali atau disesuaikan dengan keadaan tertentu maka awal bulan kemarin seharusnya ada perubahan harga, katanya.
"Namun ternyata pemerintah tidak bergeming untuk melakukan penurunan harga dengan alasan bahwa untuk mengurangi kerugian Pertamina serta menurut perhitungan pemerintah harga keekonomian untuk BBM premium RON 88 masih diangka Rp7.700 per liternya," ujarnya.
Memang, menurut dia berdasarkan perhitungannya dengan harga MOPS untuk premium RON 88 rata-rata peroide Juli - Agustus 2015 sebesar 68 dolar AS per barrel dan kurs Rp13.700 per dolar plus dengan Alpha serta PPN 10 persen, dan PBBKB 5 persen, harga BBM premium RON 88 masih diangka Rp7.800 per liter. "Jadi masih bisa kita maklumi bahwa BBM premium RON 88 harganya tidak turun," katanya.
(U.A057/Y008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015