Ngabang (Antara Kalbar) - Kemarau panjang yang membuat kabut asap akibat kebakaran hutan dari sejumlah daerah semakin tebal dan pekat. Sejumlah sekolah diliburkan di Kabupaten Landak.
   Kepala Dinas Kesehatan Landak Magdalena Nurainy Sitinjak, Sabtu menghimbau kepada masyarakat luas untuk tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan.
    "Pakai saputangan yang dibasahi dan diperas terlebih dahulu baru dipakai pengganti masker," himbau Sitinjak.
 Selanjutnya, pihaknya mengajak masyarakat secara serempak menyapkan ember berisi air dicampur garam yang banyak. Diharapkan air menguap pada pukul 11.00 - 13.00 Wib.
   "Jika hal ini dilakukan masyarakat secara serempak maka hujan akan turun. Kami juga sudah mengintruksikan kepada kepala puskesmas di sejumlah kecamatan agar memberitahukan kepada masyarakat luas," ungkap Sitinjak.
   Ia menambahkan, sejak bencana kabut asap melanda kabupaten Landak data masyarakat yang terserang ISPA atau penyakit saluran pernapasan, tidak meningkat signifikan.
     "Jadi kami berharap masyarakat bisa mengantisi  pasi dengan tidak keluar rumah dan memakai masker atau sapu tangan dipasahi. Karena kabut asap bukan hanya berbahaya untuk pernapasan juga untuk mata," ujar Sitinjak.
   Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Landak Banda Kolaga mengatakan, melihat dari hasil laporan dari satelit NOAA 18 yang didapat dari BPBD Provinsi Kalbar dan Manggala Agni DAOPS Pontianak bahwa titik api atau hot spot di Kalbar dan khususnya di Kabupaten Landak kadang ada kadang tidak ada.
  "Namun ketika rapat pada 9 September lalu, menurut Gubernur Kalbar di Landak ada 22 titik api dan bila kita lihat kenyataan pengecekan lapangan hanya ada 4 titik api di daerah Landak," ungkap Banda.

Pewarta: Kundori

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015