Sukadana (Antara Kalbar) - Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kayong Utara terhambat oleh keterbatasan prasarana dan sumber air.

Menurut Bupati Kayong Utara Hildi Hamid usai melakukan monitoring udara bersama Kapolres Ketapang dan Dandim 1203 Ketapang, Senin, kebakaran tidaklah begitu besar.

Namun terjadi sebaran titik-titik api di banyak daerah yang lokasinya jauh di tengah kawasan hutan dan lahan. Kondisi tersebut menyulitkan proses mobilisasi peralatan pemadam kebakaran.

Seperti yang terjadi di lokasi kebakaran lahan di Kecamatan Simpang Hilir, terdapat sebaran api yang diperkirakan sangat menyulitkan untuk proses pemadaman jika menggunakan kendaraan roda empat.

Selain karena lokasinya jauh, dan jikapun mampu hanya menggunakan sepeda motor dan selanjutnya dilakukan dengan sistem pikul.

"Salah satu cara adalah dengan bom air," kata Hildi Hamid. Keterbatasan prasarana dan sumber air di beberapa lokasi menjadi salah satu pemicu lambatnya proses pemadaman api di Kayong Utara.

Sehingga saat ini pihaknya telah menyampaikan surat ke BNPB untuk membantu proses pemadaman api di Kayong Utara.

Dari peralatan di Kayong Utara, hanya ditangani beberapa stake holder dan pihak swasta, dan itu tidak sebanding dengan jumlah sebaran api.

“Kita sudah surati BNPB dan Gubernur Kalbar untuk meminta bantuan,” imbuhnya.

Dalam penanggulangan bencana ini, Kayong Utara telah berupaya semaksimal mungkin dengan BPBD sebagai leading sector bersama Forkopinda serta pihak swasta. Namun masih memerlukan waktu dan biaya yang besar sehingga perlu upaya bersama-sama guna menuntaskannya.

Pewarta: Doel Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015